Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
ANIS Amri, pencari suaka asal Tunisia yang menjadi tersangka utama penabrakan sebuah bazar Natal di Berlin, Jerman, Senin (19/12), dilaporkan telah tewas. Ia ditembak aparat kepolisian di Kota Milan, Italia, kemarin.
Sumber aparat keamanan meyakini Amri, pencari suaka yang ditolak tersebut, mendapat paham radikal saat berada di sebuah penjara Italia selama empat tahun.
Pada Senin (19/12), Amri membajak truk dan menabrakkan kendaraan itu ke arah kerumuman orang di bazar Natal dan membuat 12 orang tewas.
Amri yang berusia 24 tahun itu telah menjadi 'tentara kelompok Islamic State (IS)'. Kepastian tersebut berdasarkan laporan kantor berita yang terkait dengan IS, Amaq, setelah serangan berdarah itu terjadi.
Sebelum meninggal, Amri sempat melepaskan tembakan ke arah polisi Italia pada kemarin pagi sebelum akhirnya ditembak mati di tempat oleh aparat keamanan setempat.
Di Jerman, aparat keamanan setempat telah mengawasi gerak gerik Amri yang berpotensi bergabung dengan kelompok radikal. Namun, dia selalu lolos dari penangkapan dan gagal dideportasi.
Aparat keamanan Italia dan Jerman menduga Amri mendapat paham radikal di penjara. Dia berasal dari Oueslatia, kota padang pasir kecil dan miskin, di wilayah tengah Tunisia. Dia bungsu dari enam bersaudara.
Polisi mendapat catatan Amri muda dikenal suka mabuk dan menggunakan obat-obatan. Memasuki usia 18 tahun bersamaan dengan munculnya revolusi Tunisia pada 2011, dia turut mendukung penggulingan Presiden Tunisia Zine el-Abidine Ben Ali.
Keluarga tersangka Amri mengaku kaget atas informasi pihak kepolisian bahwa Amri menjadi pelaku utama dalam serangan yang menewaskan 12 orang di Berlin, Jerman.
"Jika dia mendengarkan saya saat ini, saya katakan pada dia 'serahkan diri kepada polisi' sehingga keluarga bisa lebih tenang," kata Abdelkader Amri, saudara Amri di rumahnya di wilayah timur Tunisia.
"Jika saudara saya berada di belakang serangan itu, saya katakan kepadanya 'Anda tidak menghormati kami'," tambah Abdelkader kepada kantor berita AFP.
Sebelumnya, otoritas Jerman telah mengumumkan hadiah sebesar 100 ribu euro atau Rp1,4 miliar bagi mereka yang memberikan informasi keberadaan Amri sehingga ia dapat segera ditangkap.
Polisi Jerman juga menangkap dua orang bersaudara asal Kosovo. Pria yang berusia 28 dan 31 tahun itu dicurigai hendak melakukan penyerangan di Mal Centro, Jerman. (AFP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved