Lagi, Ribuan Sipil Dievakuasi

Indah Hoesin
20/12/2016 00:00
Lagi, Ribuan Sipil Dievakuasi
(AP/SANA)

SEKITAR 3.000 orang kembali dievakuasi dari wilayah yang dikuasai pemberontak di Aleppo pada kemarin pagi setelah beberapa jam sempat terhambat.

Evakuasi itu telah memberi harapan bagi banyak warga sipil yang masih terjebak.

Di tengah proses evakuasi yang sempat diwarnai serangan dan pembakaran sejumlah bus, sekutu Suriah, Rusia, akhirnya mengizinkan pengamat dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengawasi jalannya evakuasi tersebut.

"Sebanyak 20 bus yang siap mengevakuasi warga telah tiba dari bagian timur Aleppo yang terkepung," ujar Ahmad al-Dbis yang memimpin koordinasi tim dokter dan relawan evakuasi.

Dbis mengatakan sebanyak 25 kendaraan lain telah tiba kurang dari dua jam kemudian.

Hingga kemarin pagi, total warga yang telah dievakuasi mencapai 3.000 orang.

"Mereka dalam keadaan yang mengerikan. Mereka belum makan, mereka tidak mempunyai apa pun untuk diminum, anak-anak terkena flu, mereka bahkan tidak bisa pergi ke toilet," tambahnya.

Lebih dari 30 bus penuh sesak dengan orang-orang yang telah menunggu semalaman di tengah suhu dingin untuk meninggalkan Aleppo.

Proses evakuasi itu sempat terhambat dan mengalami kendala terkait kesepakatan.

Namun, menurut Observatorium Hak Asasi Manusia di Suriah (SOHR), hanya sekitar 350 orang dalam lima bus yang berhasil dievakuasi dari Aleppo pada Minggu (18/12) malam setelah Rusia dan Turki mendesak rezim Suriah untuk mengizinkan konvoi bus itu melewati titik pos pengawasan terakhir.

Warga Syiah dievakuasi

Pelaksanaan evakuasi dilaksanakan pada Jumat (16/12).

Selanjutnya, pemerintah Suriah menghentikan evakuasi dan mendesak warga Syiah dari Desa Fuaa dan Kafraya yang dikepung pemberontak untuk diizinkan keluar.

Tuntutan pemerintah Suriah untuk mengevakuasi warga dari dua desa mayoritas Syiah itu telah menyebabkan proses evakuasi tertahan selama berhari-hari.

Pada Minggu (18/12), kelompok pemberontak menembaki sebuah bus yang mengevakuasi warga Syiah dan menewaskan salah satu pengemudi.

"Sepuluh bus yang membawa sekitar 500 orang telah meninggalkan Fuaa dan Kafraya dan sedang dalam perjalanan mereka ke wilayah yang dikuasai pemerintah di Aleppo," ujar Rami Abdel Rahman yang menjabat direktur eksekutif SOHR.

Seorang wakil pemberontak mengatakan ratusan orang akan dievakuasi dari Zabadani dan Madaya, dua kota yang dikuasai pemberontak, di dekat perbatasan Libanon yang dikepung militer Suriah, sebagai bagian dari kesepakatan.

Di sisi lain, draf resolusi yang meminta pengamat dari PBB untuk mengawasi evakuasi perlindungan penduduk sipil kembali terancam.

Pasalnya, sebagai sekutu Suriah, Rusia tidak menutup kemungkinkan melakukan veto.

Namun, setelah empat jam konsultasi tertutup pada Minggu (18/12), Dewan Keamanan PBB bersepakat memberi dukungan untuk resolusi yang diusung Prancis tersebut.

"Kami berharap voting bulat untuk resolusi ini," ujar Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power. (AFP/BBC/I-2)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya