Renzi Jatuh Secepat Kebangkitannya

06/12/2016 06:00
Renzi Jatuh Secepat Kebangkitannya
(AFP/MARCO BERTORELLO)

SETELAH 1.000 hari menjabat, Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, harus lengser.

Tumbangnya Renzi itu bahkan lebih cepat daripada ketika ia menuju ke puncak politik Italia.

Renzi baru berusia 29 tahun ketika berhasil menjadi pemimpin Provinsi Florence pada 2004.

Lima tahun berikutnya, Renzi melesat menjadi Wali Kota Florence.

Dia pun akhirnya berhasil menjadi PM Italia termuda pada 2014 melalui kudeta internal Partai Demokrat.

Namun, kini dia harus mundur sejak mengalami kekalahan dalam referendum reformasi konstitusi.

PM dari sayap kiri itu akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya, kemarin.

Proses kenaikan Renzi yang begitu pesat di kancah politik membuat dirinya mendapat reputasi sebagai penipu kejam.

Namun, sebutan tersebut tidak memengaruhi peringkat Renzi dalam penerimaan penduduk Italia terhadap dirinya yang selama ini selalu tercatat mengesankan.

Penduduk Italia tampaknya terbuai oleh janji pendatang baru yang energik dengan sejumlah reformasi cepat di semua bidang kehidupan.

Agenda perubahan yang diusung Renzi dengan optimistis seperti mengulang slogan 'Yes We Can' milik Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.

Renzi menggambarkan dirinya sebagai 'anak baru' yang mengguncang perpolitikan Italia.

Pria kelahiran 41 tahun lalu tersebut berupaya keras mendapatkan itu semua hingga meninggalkan istri dan tiga anaknya di Tuscany, sementara dirinya sibuk bekerja hingga larut di kantornya di Roma.

Renzi bisa bangga ketika berhasil membawa perekonomian Italia keluar dari resesi bulan lalu serta meningkatkan keuangan publik negeri tersebut.

Mantan PM Italia tersebut juga berhasil menikmati kemenangan politik setelah Undang-Undang (UU) Pekerja yang kontroversial dapat disahkan dan UU pemilu yang baru diberlakukan.

Semua menjadi bukti sentuhan politik cekatan dan kemajuan yang dilakukan Renzi di mata dunia internasional.

"Matteo memiliki pendekatan yang tepat dan itu mulai menunjukkan hasil," ujar Obama.

Namun, kepercayaan diri dalam bertindak dan gaya bicara Renzi dinilai dirusak sikap arogansi, bahkan oleh sebagian petinggi partainya sendiri.

Popularitas Renzi mulai merosot ketika ia mengusulkan referendum reformasi konstitusi. Sejumlah jajak pendapat bahkan telah menunjukkan kekalahan bagi dirinya dalam referendum.

Namun, lembaga jejak pendapat yang meramalkan kekalahannya itu pada bulan lalu menghasilkan jajak pendapat baru.

Hasilnya, Partai Demokrat akan menjadi pemenang dalam pemilihan berikutnya di bawah kepemimpinan Renzi.

Ini menunjukkan sisa popularitas yang mungkin akan menjadi momen Renzi kembali di masa depan. (AFP/Ihs/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya