Duterte Mengaku Didukung Trump

05/12/2016 09:15
Duterte Mengaku Didukung Trump
(AFP/TOTO LOZANO)

PRESIDEN Filipina, Rodrigo Duterte, mengaku didukung Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk program pemberantasan narkoba.

Dia mengatakan Trump menganggap program itu 'jalan yang benar'.

Hal itu kontras dengan sikap Gedung Putih yang selama ini mengecam kebijakan Duterte karena dianggap melanggar HAM.

Dukungan itu datang saat Duterte menghubungi Trump untuk memberi selamat atas kemenangannya dalam pilpres AS.

Di lain pihak, Trump pun menyampaikan harapan agar Duterte sukses dengan program kontroversialnya yang berlaku sejak Juni tahun ini.

"Dia cukup sensitif pada kekhawatiran kami terhadap narkoba. Dia mendoakan saya dan kampanye saya melawan narkoba. Dia juga berharap saya sukses. Apa yang kami lakukan sebagai bangsa yang berdaulat ialah jalan yang benar," ungkap Duterte menuturkan pesan dari Trump dalam konferensi pers di Davao, Filipina.

Sikap Trump bertolak belakang dengan kritikan Presiden Barack Obama sehingga ini menjadi warna baru dalam hubungan Filipina-AS yang memanas belakangan ini.

Pernyataan-pernyataan Duterte yang kerap kontroversial dan kasar terhadap AS memperuncing hubungan kedua negara.

Bahkan pada Oktober, Duterte sempat menyatakan berpisah dari Amerika Serikat.

Dia meminta Amerika Serikat menarik kembali pasukannya dari Filipina.

Sikap itu dinyatakan Duterte karena Gedung Putih kerap mengecam kebijakan pemberantasan narkoba Filipina.

Obama dan dunia internasional menuding kampanye itu menyebabkan adanya pembunuhan di luar hukum.

Sekitar 4.800 orang terbunuh karena program antinarkoba tersebut.

Juru bicara Duterte, Ernesto Abella, mengatakan kesepahaman itu mengisyaratkan hubungan Filipina-AS yang lebih baik.

"Kita dapat mengatakan pada tahap ini hubungan kita dengan AS membaik," kata Abella.

Dalam video tersebut, obrolan Duterte dan Trump diwarnai tawa dengan keyakinan Duterte bahwa Trump akan jadi presiden yang baik untuk AS.

Duterte bahkan diundang untuk mengunjungi New York dan Washington DC.

Trump pun diminta untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi regional dengan Filipina sebagai tuan rumah pada tahun depan.

"Jika saya sedang ada di sekitarnya, dia ingin dikabari," kata Duterte.

Trump, lewat pernyataan resmi yang dikeluarkan tim transisi Gedung Putih, membenarkan adanya ucapan selamat dari Duterte.

Dalam pembicaraan itu ditekankan sejarah panjang hubungan pertemanan kedua negara dan kedua pemimpin tersebut sepakat melanjutkan kerja sama dengan erat.

Namun, dalam pernyataan itu tidak dijelaskan tentang komentar Trump terhadap kebijakan pemberantasan narkoba Duterte. (AFP/Ire/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya