Fidel Enggan Dikultuskan

Haufan Hasyim Salengke
05/12/2016 08:45
Fidel Enggan Dikultuskan
(AFP/RONALDO SCHEMIDT)

DI hadapan puluhan ribu warga Kuba yang berkumpul di sebuah alun-alun di Kota Santiago de Cuba, Sabtu (3/12) waktu setempat, Presiden Raul Castro berjanji untuk mempertahankan warisan sosialis saudaranya, Fidel Castro, yang meninggal Jumat pekan lalu pada usia 90.

Abu Fidel telah sampai di Santiago de Cuba, titik pemberhentian terkahir sebelum upacara pemakaman Minggu (4/12).

Kota itu merupakan tempat ia memulai gerakan revolusi yang menumbangkan rezim diktator Felgencio Batisto pada 1959.

Setelah dibawa dalam perjalanan melintasi penjuru Kuba selama empat hari, wadah abu sang pemimpin revolusi akan dikubur dekat makam ikon kemerdekaan abad XIX Jose Marti.

Mantan presiden yang juga ikon komunisme dunia itu telah menjadi sosok yang selalu ada dalam kehidupan warga Kuba selama puluhan tahun.

Namun, menjelang wafat, 'El Comandante' mengajukan permintaan untuk tidak membuat patung atau menamakan jalan dengan namanya.

Raul menyatakan Kuba akan menjalankan permintaan itu untuk menghormati Fidel dan warisan yang dia tinggalkan.

Suatu waktu Fidel memang pernah mengatakan kepada wartawan Francis-Spanyol Ignacio Ramonet, "Saya bermusuhan dengan apa pun yang menyerupai kultus individu."

"Perilakunya konsisten sampai jam-jam terakhir kehidupannya, berkukuh bahwa ketika dia meninggal, namanya dan gambarnya tidak akan pernah digunakan untuk menamai institusi, plaza, taman, arena, jalan, dan tempat-tempat publik lainnya," ujar Raul.

Keputusan itu muncul di tengah pemujaan yang menyerupai pengultusan Fidel sejak dia meninggal pekan lalu.

Televisi yang dikelola negara memberitakan Fidel sepanjang jam dan surat kabar partai komunis menyebutnya sebagai 'komandan yang kekal'.

"Fidel yang tak terkalahkan memanggil kita dengan keteladannya. Pemimpin revolusi menolak manifestasi pengultusan kepribadian apa pun," kata Raul kepada kerumunan yang meneriakkan kata-kata 'I am Fidel'.

Presiden Raul Castro kembali menegaskan ia dan Kuba akan menjaga revolusi dan melanjutkan ide-ide dan perjuangan sang kakak.

"Dia (Fidel) selalu menunjukkan bahwa ya kita bisa, ya kita akan mengatasi hambatan, ancaman, turbulensi dengan tekad untuk membangun sosialisme di Kuba. Di depan jenazah Fidel, kita bersumpah untuk membela tanah tumpah darah dan sosialisme."

Catatan HAM Fidel

Menteri Lingkuangan Prancis Segolene Royal, yang hadir dalam upacara penghormatan Fidel, membela Fidel Castro terkait catatan hak asasi manusia terkait pemenjaraan para oposisi yang selama ini dikecam PBB.

"Banyak kesimpangsiuran informasi. Anda tahu, sekarang kalau kita mau lihat daftar tahanan politik, tidak ada itu. Tunjukkan kepada saya daftar tahanan politik, maka saya akan tindak lanjuti," ujar orang nomor tiga dalam pemerintahan Prancis itu.

Royal mengatakan, akan selalu ada momen 'positif dan negatif' dalam sejarah suatu bangsa, termasuk Kuba yang memiliki 'kebebasan beragama' dan 'kebebasan hati nurani'.

Upacara itu dihadiri pula oleh beberapa pemimpin asing, termasuk sekutu kiri Kuba di Amerika Latin, seperti Venezuela, Bolivia, dan Nikaragua.

Hadir pula legenda sepak bola Argentina Diego Maradona. (AFP/BBC/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya