Trump Tuding Terjadi Kecurangan Masif

MI
29/11/2016 07:40
Trump Tuding Terjadi Kecurangan Masif
(AP/Pablo Martinez Monsivais)

PRESIDEN terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Minggu (27/11) waktu setempat, menuding telah terjadi kecurangan serius dalam pemililihan presiden pada 8 November lalu. Ia mengatakan 'jutaan orang' telah memberikan suara mereka secara ilegal.

Tudingan itu diunggah politikus Partai Republik tersebut di akun Twitter pribadinya, tapi tidak disertai bukti pendukung yang ia pajang di sana. Trump membuat kejutan dalam persaingan menuju kursi Gedung Putih melawan Hillary Clinton yang diusung Partai Demokrat. Ia kalah suara tipis dari Clinton dalam hal popular vote (kartu suara), tapi memenangi electoral college yang sangat penting, yang menentukan kepresidenan AS.

Miliarder asal Manhattan, New York, itu menyatakan ia akan memenangi popular vote andai tidak ada 'jutaan orang yang memilih secara ilegal'. Klaim itu disampaikannya untuk merespons penghitungan suara ulang di Negara Bagian Wisconsin, tempat yang dimenanginya.

"Selain memenangi electoral college dengan suara signifikan, saya memenangi popular vote jika Anda mengurangi suara jutaan orang yang memilih secara ilegal," kicau Trump di Twitter.

Meski telah mengeluarkan peringatan kecurangan sebelum pilpres, ia tidak mengajukan komplain seperti itu setelah tak terduga memenangi pilpres 8 November.

Setibanya di New York, Minggu (27/11) malam, seusai liburan Thanksgiving di Florida bersama keluarga, Trump kembali 'bergerilya' di Twitter. Ia menyatakan kecurangan pemilih terjadi di beberapa negara bagian.

"Kecurangan pemilih serius di Virginia, New Hampshire, dan California. Jadi, mengapa media tidak melaporkan soal ini? Bisa serius, masalah besar," cicit Trump. Presiden terpilih dan para ajudannya itu tidak menunjukkan bukti soal klaim itu.

Sejauh ini belum ada pengamat pemilu yang telah mengulik atau menyorot setiap dugaan kecurangan yang masif tersebut.

Sementara itu, penghitungan ulang di Wisconsin diajukan kandidat Partai Hijau, Jill Stein. Tim kampanye Clinton mengatakan akan mendukung proses itu meskipun telah melihat tidak ada penyimpangan dalam kontes Gedung Putih sejauh ini.

Ajudan Trump, Kellyanne Conway, mewanti-wanti, jika tim Clinton mendorong terlalu keras pada penghitungan ulang, Trump akan meninjau sumpahnya untuk tidak menuntut Clinton terkait dengan penggunaan server e-mail pribadi saat menjabat menteri luar negeri. (AFP/Hym/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya