Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
"JANGAN pergi," pinta Sidiki Kaba, Presiden Majelis Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Seruan itu ditujukan Kaba kepada negara-negara Afrika yang memutuskan menarik diri dari ICC.
ICC dibentuk pada 2002 di Den Haag sebagai upaya terakhir untuk mengadili kejahatan terburuk yang terjadi di dunia.
Menjelang sidang tahunan yang digelar di Den Haag, Belanda, kemarin, mahkamah internasional itu dilanda gelombang pembelotan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Gambia menjadi salah satu negara Afrika yang pada Senin (14/11) secara resmi memberi tahu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa mereka menarik diri dari ICC.
Sebelumnya Afrika Selatan dan Burundi melakukan hal serupa.
Lembaga itu makin terpukul setelah Rusia kemarin juga secara resmi menarik tanda tangan negara tersebut dari Statuta Roma.
Rusia menyebut ICC telah gagal untuk menghidupkan harapan masyarakat internasional.
Namun, itu dibantah Kaba.
"Dalam dunia yang penuh dengan ekstremisme kekerasan... mempertahankan keadilan bagi semuanya adalah sangat mendesak dan diperlukan," ujarnya.
Namun, dalam permohonan yang emosional, Kaba juga mengakui ICC telah melalui momen yang sulit.
Politikus Senegal itu mengakui sejauh ini telah menyaksikan ketidakadilan dalam penyelidikan yang terjadi di pengadilan.
Namun, Kaba juga menawarkan jaminan dengan mengatakan, "Anda telah didengarkan."
Menurut Kaba, ICC harus melipatgandakan upaya guna meyakinkan negara-negara pembelot untuk kembali dan memastikan bahwa keadilan benar-benar universal untuk semua negara.
Permintaan tersebut terjadi di tengah tuduhan bias terhadap Afrika, Kenya, Namibia, dan Uganda yang mengindikasikan menarik diri dari Statuta Roma.
Statuta itu merupakan perjanjian yang membentuk ICC.
"Meskipun negara kuat berusaha untuk meninggalkan ICC, korban-korban kekerasan di seluruh dunia memohon untuk terlibat," ujar Komisaris Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein.
Hussein juga mengatakan tidak ada negara pengganti untuk ICC dalam jangka panjang.
Menurutnya, negara-negara yang telah keluar itu akan kembali karena ICC menerima lebih banyak negara.
"Dengan menarik diri dari Statuta Roma, pemimpin mungkin dapat melindungi diri mereka sendiri. Akan tetapi, itu hanya akan merampas perlindungan dari rakyat mereka," ujar Hussein.
Ia juga memperingatkan tren baru isolasionisme seperti itu akan
melanda dunia dan memicu lebih banyak serangan di pengadilan.
"Sekarang bukan waktunya untuk meninggalkan ICC, sekarang adalah waktu untuk tekad dan kekuatan. Jangan mengkhianati para korban, atau rakyat sendiri.... Berdiri bersama ICC, itu adalah jalan terbaik yang kita miliki," ujarnya.
Penarikan diri yang dilakukan negara-negara anggota ICC akan diproses selama satu tahun sebelum mulai diberlakukan. (AFP/Ihs/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved