Kebijakan Baru Rupee Picu Saham Anjlok

MI
10/11/2016 07:33
Kebijakan Baru Rupee Picu Saham Anjlok
(AFP/DIPTENDU DUTTA)

MESIN-MESIN ATM di India kosong, sementara nilai saham anjlok, kemarin (Rabu, 9/11), setelah Perdana Menteri Narendra Modi memerintahkan penarikan uang kertas 500 dan 1.000 rupee dari peredaran.

Dalam pidato yang ditayangkan pada Selasa (8/10), Narendra mengumumkan bahwa uang kertas itu tidak akan lagi sah mulai tengah malam dalam upaya menangani penghindaran pajak. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk melawan korupsi dan pendapatan ilegal.

Pemerintah berencana mencetak uang kertas 500 dan 2.000 rupee baru yang akan diluncurkan akhir pekan ini. Seluruh bank dan mesin ATM diperintahkan untuk tutup guna mempersiapkan perubahan kebijakan, kemarin.

Hal itu memicu kerusuhan pada Selasa larut malam ketika para nasabah akan menarik uang kertas yang bernilai lebih kecil daripada nilai yang bisa ditarik ATM.

Nasabah bisa menukarkan uang kertas lama dengan yang baru atau menyetorkan ke rekening mereka. Namun, mereka akan menghadapi kemungkinan pengawasan utama oleh otoritas pajak jika tidak bisa mempertanggungjawabkan saat ada pendapatan mendadak ke dalam saldo.

Meski langkah tersebut dipuji para pakar dan pelaku bisnis, saham India menurun 6% pada pembukaan bursa kemarin. Selain karena kebijakan itu, kemerosotan nilai saham sebagian terkait dengan ketidakpastian yang dipicu kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS.

Para analis pasar telah memperingatkan bahwa pasar akan memberikan reaksi negatif terhadap langkah mengejutkan pemerintah tersebut.

"Dengan adanya pengetatan pada pendapatan ilegal, tingkat konsumsi akan mengalami kekacauan total," ujar analis pasar Ambareesh Baliga kepada Hindustan Times. Dia memprediksi bahwa saham akan mengalami kerugian besar.

Uang kertas 500 dan 1.000 rupee, yang bernilai sekitar US$7,50 dan US$15, merupakan uang kertas terbesar yang digunakan di India. Pecahan uang tersebut juga masih menjadi kas intensif yang digunakan secara masif dalam perekonomian India.

Antrean panjang terjadi di sekitar mesin-mesin ATM menjelang tenggat, yakni tengah malam, ketika para nasabah mencoba menarik 100 rupee. Banyak mesin ATM yang kehabisan uang sebelum tengah malam, sementara nasabah harus pulang dengan kecewa setelah gagal melakukan penarikan.

"Saya menunggu dalam antrean selama 20 menit pada gerai ATM di luar kantor saya. Orang di depan saya melakukan 18 transaksi pada beberapa kartu ATM, menarik uang tunai hanya dalam nilai 100 rupee," ujar Puneet Raheja, seorang warga Delhi.

Kekacauan juga terjadi pada para pengemudi mobil di pom bensin, yang masih akan menerima uang kertas lama hingga akhir pekan. Ashok Kumar, yang pergi bergegas ke pom bensin setelah pidato dari Modi, menemukan sekitar 50 orang yang mengantre di depannya.

"Saya harus menunggu sekitar 40 menit untuk mengisi tangki saya," keluhnya.(AFP/*/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya