Indonesia Protes Malaysia atas Penculikan WNI

08/11/2016 08:36
Indonesia Protes Malaysia atas Penculikan WNI
(ANTARA/Suwandy)

MENTERI Luar Negeri, Retno LP Marsudi, menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap terulangnya penculikan nelayan WNI di perairan Malaysia.

Keprihatinan Indonesia itu disampaikan Menlu tatkala bertemu dengan Menlu Malaysia, Dato Sri Anifah Aman, di Kuala Lumpur, Malaysia, kemarin.

“Pascaimplementasi Perjanjian Trilateral, tidak ada lagi penculikan/penyanderaan WNI di Perairan Sulu. Namun, sejak Juli 2016, lokasi penyanderaan bergeser ke perairan Malaysia dekat perbatasan dengan Filipina yang lokasinya berada di luar koridor yang telah disepakati,” tutur Retno dalam keterangan resminya.

Dalam pertemuan itu, Menlu juga meminta perhatian khusus Malaysia atas pihak keamanan sekitar 6.000 nelayan WNI yang bekerja secara legal di kapal-kapal penangkap ikan Malaysia.

Dalam menanggapi pernyataan Indonesia itu, Dato Sri Anifah mengatakan turut prihatin atas kejadian tersebut dan memahami keprihatinan Indonesia. Pemerintah Malaysia sepakat memperkuat kerja sama dengan Indonesia dan Filipina untuk mencegah penculikan serupa.

Dua WNI pada Minggu (6/11) diculik sekelompok orang bersenjata yang diduga anggota Abu Sayyaf saat sedang menangkap ikan di wilayah terumbu Pengarus Perairan Kertam, sekitar 13-15 mil laut dari muara Negeri Sabah, Malaysia.

Keduanya ialah La Utu bin La Raali dari kapal SSK 00520F dan La Hadi bin La Adi dari kapal SN 1154/4F. Mereka berasal dari Kabupaten Buton, Sulawesi
Tenggara.

Keduanya yang merupakan nakhoda kapal dibawa para penculik ke wilayah Tawi-Tawi, Filipina Selatan. Enam WNI lainnya di kedua kapal itu selamat dari penculikan.

Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir mengatakan pemerintah Indonesia telah mengimbau para ABK Indonesia di Sabah untuk sementara waktu tidak melaut sampai situasi keamanan kondusif.

Sehari setelah penculikan dua WNI, kelompok Abu Sayyaf, kemarin, menculik dua warga Jerman dari perairan di Filipina Selatan dan kemudian mengeksekusi salah satu sandera itu.

Juru bicara militer wilayah Filipina Selatan, Filemon Tan, mengatakan seorang komandan dari kelompok Abu Sayyaf telah mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah penculikan yang terjadi belakangan ini.

Tan mengatakan militer telah menemukan mayat salah satu warga Jerman itu di kapalnya yang ditinggalkan para penculik. Polisi juga menemukan paspor korban di kapal itu. (AFP/Ire/*/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya