Menlu Minta Malaysia Bantu Pembebasan Dua Nahkoda WNI

Willy Haryono
07/11/2016 07:42
Menlu Minta Malaysia Bantu Pembebasan Dua Nahkoda WNI
(Antara/Suwandy)

KEMENTERIAN Luar Negeri Indonesia sudah mendapatkan informasi mengenai penculikan dua nahkoda kapal WNI oleh kelompok bersenjata di perairan Sabah, Malaysia, pada Sabtu (5/11).

Keduanya diketahui sebagai WNI asal Buton yang bekerja secara legal di kapal penangkap ikan berbendera Malaysia. Kapal pertama teridentifikasi sebagai SSK 00520 F dan kapal kedua SN 1154/4F.

Para pelaku hanya menculik kedua nahkoda namun melepaskan semua anak buah kapalnya.

"Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Kota Kinabalu dan KRI Tawau sudah berkoordinasi di Sandakan untuk mendapatkan informasi lebih detail mengenai penculikan kedua nakhoda," ujar Menlu Retno Marsudi di Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/11).

Koordinasi juga dilakukan Indonesia dengan otoritas keamanan Malaysia, pemilik kapal, dan ABK yang dilepas pelaku.

Menlu Retno telah berbicara langsung dengan Menlu Malaysia Sri Anifah Aman untuk menyampaikan kekhawatiran Indonesia atas kembali terjadinya penculikan WNI di Perairan Sabah. Menlu Retno meminta Negeri Jiran itu untuk membantu pembebasan kedua kapten kapal.

Selain dengan Menlu Sri Anifah, Menlu Retno juga sudah berbicara dengan penasihat perdamaian Presiden Filipina. Diskusi dilakukan karena lokasi penculikan berdekatan dengan Filipina.

Sejak beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia telah menyampaikan keprihatinan kepada Pemerintah Malaysia terhadap situasi di Perairan Sabah, mengingat terdapat sekitar 6 ribu WNI yang bekerja di kapal ikan Malaysia di wilayah tersebut.

Pemerintah Indonesia juga telah mengimbau para ABK WNI di Sabah untuk sementara waktu tidak melaut sampai situasi keamanan dipandang kondusif.

Menurut keterangan otoritas Malaysia, kedua nahkoda kapal WNI yang berusia 52 dan 46 itu diculik sekitar pukul 11.00 dan 11.45 pagi waktu setempat.

Ini merupakan insiden terbaru dari serentetan kasus perampokan dan penculikan di sepanjang Sabah dan Kepulauan Tawi-Tawi.

Komandan Keamanan Sabah Timur Datuk Wan Bari Wan Abdul Khalid mengonfirmasi insiden. Disebutkan penculikan terjadi sekitar 15 mil laut dari sungai Kinabatang.

Terdapat banyak kapal penangkap ikan di lokasi tersebut saat penculikan terjadi.

Diyakini kelompok bersenjata itu berbasis di salah satu pulau di Tawi-Tawi dan tidak terkait langsung dengan kelompok ekstremis Abu Sayyaf. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya