Terancam Diserang, Keluarga Konsulat AS Diminta Tinggalkan Turki

Willy Haryono
30/10/2016 19:03
Terancam Diserang, Keluarga Konsulat AS Diminta Tinggalkan Turki
(Gedung Konsulat AS di Istanbul, Turki. -- AFP PHOTO/OZAN KOSE)

AMERIKA Serikat (AS) memerintahkan keluarga staf konsulat di Istanbul untuk segera meninggalkan Turki. Perintah dikeluarkan karena adanya ancaman dari "grup ekstremis" yang hendak menjadikan warga AS sebagai target serangan.

Perintah diumumkan dalam travel warning kedua dari Kementerian Luar Negeri AS untuk semua warga 'Negeri Paman Sam' itu di Turki. Ini merefleksikan kekhawatiran AS terhadap "meningkatnya ancaman dari grup teroris" di Turki.

Keputusan mengevakuasi keluarga staf konsulat dibuat "berdasarkan informasi keamanan bahwa grup ekstremis terus berupaya menyerang warga AS di Istanbul."

Senin (24/10), AS meminta warganya untuk "mempertimbangkan dengan serius jika hendak pergi ke Turki." Terdapat pula peringatan yang sudah diterapkan sejak lama bagi warga AS yang hendak pergi ke tenggara Turki.

"Turis asing dan AS telah menjadi target organisasi teroris internasional maupun lokal di Turki," demikian tertulis di dua travel warning Kemenlu AS, seperti dilansir AFP, Sabtu (29/10).

Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menetapkan status darurat di negaranya usai percobaan kudeta pada 15 Juli.

Sebelum kudeta, pemerintah Turki sudah berada dalam konflik dengan separatis Kurdi serta kelompok militan Islamic State (IS) yang datang dari perbatasan Suriah.

Dalam beberapa bulan terakhir serangan bom melanda sejumlah kota di Turki. Ketegangan diperburuk usaha Erdogan membersihkan pemerintahannya dari Fethullah Gulen, tokoh yang dituduh sebagai dalang di balik kudeta.

Media Turki juga mengobarkan sentimen anti-Amerika, dengan menuduh Washington sengaja melindungi Gulen yang hidup terasing di sana. AS sepakat mempelajari permintaan ekstradisi Gulen ke Turki. Namun, AS menegaskan Gulen baru bisa diekstradisi jika terbukti kuat mendukung kudeta. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya