Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MAXIMILIANO Ruiz tidak pernah berharap akan mendapat panggilan telepon dari National Commission for the Right to Identity Argentina.
Karena merasa tidak ada yang ganjil terkait dengan identitasnya, Ruiz tidak curiga sedikit pun.
Ruiz yang berusia 40 tahun memiliki hidup yang penuh kebahagiaan dan serbakecukupan karena orangtuanya berasal dari kalangan kelas menengah atas.
Ia orang pertama di antara anggota keluarganya yang digadang-gadang akan menjadi dokter.
Namun, panggilan telepon pada Mei itu langsung memukul pikirannya.
Komisi menyampaikan informasi yang membuatnya hilang orientasi untuk sesaat, yaitu kedua orangtuanya, seperti yang diduga lembaga itu, bukanlah orangtua biologisnya.
Begitu pun adiknya, Marina, juga bukan adik yang sedarah dengannya.
Komisi memberi tahu Ruiz bahwa ayah kandungnya ialah gerilyawan Marxis, yang dibunuh diktator militer.
"Saya dibuat shocked oleh panggilan telepon itu. Namun, saya berusaha meyakinkan diri saya bahwa bukan saya yang mereka cari," kata Ruiz kepada AFP.
"Saya tidak curiga. Saya bahkan tidak tahu orangtua yang telah membesarkan saya bukan orangtua kandung saya," jelasnya.
Komisi menelepon Ruiz karena sedang mencari orang-orang yang diambil dari ibu mereka ketika masih bayi dan diadopsi keluarga lain selama periode pemerintahan diktator 1976-1983.
Di ujung percakapan, komisi merekomendasikan agar Ruiz melakukan tes genetik.
Seruan itu seketika menebar benih keraguan dalam pikirannya.
Dia setuju dan kemudian melakukan tes di Grandmothers of the Plaza de Mayo pada 3 Oktober.
Hasil tes itu menegaskan ia salah satu dari ratusan yang disebut 'bayi curian', yang lahir dalam tahanan dari para orangtua pembangkang sayap kiri.
Mereka menyebut Ruiz 'Cucu Nomor 121'.
Ia menjadi identitas paling baru yang diidentifikasi dari sekitar 500 anak yang diduga secara paksa diadopsi di bawah rezim diktator.
Dari Grandmothers of the Plaza de Mayo, sebuah kelompok hak asasi terkenal yang bekerja untuk korban kediktatoran, itulah Ruiz mengetahui ia memiliki seorang kakak, Ramiro Menna, yang tampangnya mirip dia, dan Aunt Alba yang telah lama tidak ada rimbanya.
"Ini pengalaman yang membahagiakan bagi saya. Perasaan terkuat saya adalah rasa syukur," tegas Ruiz.
"Saya bersyukur telah selamat meskipun lahir dalam keadaan sulit dan memiliki keluarga yang membesarkan saya serta kemudian bertemu dengan keluarga yang mencari saya ini," tandasnya. (AFP/Haufan Hasyim Salengke/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved