Filipina kian Merapat ke Tiongkok

Indah Hoesin
21/10/2016 04:50
Filipina kian Merapat ke Tiongkok
(AP/NG HAN GUAN)

PRESIDEN Filipina, Rodrigo Duterte, bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, di Beijing, Tiongkok, kemarin.

Kunjungan itu dinilai sebagai upaya Duterte untuk meningkatkan kerja sama dengan raksasa Asia tersebut dan meninggalkan sekutu mereka, Amerika Serikat (AS).

Duterte menyambangi 'Negeri Tirai Bambu' untuk melakukan kunjungan kerja selama empat hari.

Pertemuannya dengan Jinping disebut sebagai sebuah langkah yang kian merenggangkan hubungan Manila dan Washington dan mereka berpaling ke poros Beijing.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying, mengatakan Duterte dan Jinping akan mengadakan pembicaraan resmi yang luas dan damai.

Tak hanya itu, kedua pemimpin tersebut akan menandatangani 13 dokumen kerja sama bilateral di bidang bisnis, infrastruktur, pertanian, dan bidang lainnya.

Pernyataan terbaru Duterte telah membuat berang Washington.

Selain ingin menjauhi AS, ia mengatakan tidak ingin membahas sengketa wilayah Dangkalan Scarborough di Laut China Selatan.

Tiongkok menyambut baik pernyataan mantan Wali Kota Davao tersebut.

Dalam pidato yang disampaikan kepada masyarakat Filipina di Beijing pada Rabu (19/10) lalu, Duterte juga mengatakan aliansi yang telah lama dijalin dengan AS hanya memberikan keuntungan sedikit bagi Filipina.

"Keberadaan Anda (AS) di negara saya ialah untuk keuntungan Anda sendiri. Jadi, ini waktunya mengucapkan selamat tinggal, temanku," ujar Duterte yang kembali mengulang kecamannya untuk Obama dengan menyebut Presiden AS tersebut sebagai 'anak pelacur'.

Duterte sendiri menyebut Tiongkok ialah negara yang 'baik' dan tidak pernah menyerang Filipina di semua generasi.

Ia pun berharap kunjungannya dapat memetik keuntungan yang dikucurkan Beijing untuk sejumlah transaksi perdagangan dan infrastruktur di Filipina.

Duterte pun menyebut pertemuan tersebut sebagai momen bersejarah.

Kebijakan luar negeri Filipina terhadap Tiongkok di bawah Duterte juga telah bergeser secara dramatis jika dibandingkan dengan kebijakan pendahulunya, Beniqno Aquino.

Di bawah Aquino, Filipina menuntut Tiongkok ke Pengadilan Arbitrase Internasional atas klaim teritorial di Laut China Selatan dan berhasil memenangi kasus itu pada Juni lalu.

Keputusan Arbitrase Internasional telah membuat Tiongkok murka.

Namun, Duterte justru membuat langkah berbeda dan mencoba meredam konflik dengan Tiongkok terkait dengan sengketa di Laut China Selatan.

Bahkan, Duterte menyatakan negaranya siap menghentikan patroli bersama AS-Filipina di wilayah perairan sengketa.

Latihan militer bersama Filipina dan AS yang telah rutin dilakukan akan ditiadakan.


Tetangga baik

Kantor berita Tiongkok, Xinhua, melaporkan Jinping menyebut Filipina ialah negara tetangga yang berada di seberang laut dan tidak memiliki alasan untuk bermusuhan dan berkonfrontasi.

Kepada Duterte, pemimpin Tiongkok itu mengatakan pihaknya tetap memiliki landasan emosio-nal untuk bertetangga dengan baik.

Topik-topik yang sulit didiskusikan akan disimpan untuk sementara waktu.

Pihak berwenang Tiongkok mengatakan kedua pemimpin itu berjanji untuk meningkatkan kepercayaan dan akan mempererat kerja sama yang lebih luas.

Soal konflik Laut China Selatan, Hua menyebut kedua pemimpin telah bertukar pandangan tentang cara untuk menyelesaikan sengketa wilayah.

"Pertemuan keduanya mewakili kembalinya ke jalur yang benar melalui dialog dan konsultasi," ujar Hua.

Ia menambahkan, Tiongkok bersedia bekerja sama di bidang perikanan. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya