Israel Kecam UNESCO Terkait Pernyataan Jerusalem Terjajah

PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam UNESCO karena menggelar voting pada Kamis (13/10) terkait status wilayah yang mereka sebut "Jerusalem terjajah". Menurut Netanyahu, hal itu membuat badan PBB itu kehilangan legitimasi mereka.

Resolusi yang diajukan oleh sejumlah negara Arab termasuk Mesir, Lebanon, dan Aljazair diadopsi di tingkat komite dan akan diajukan ke badan eksekutif UNESCO pada Selasa (18/10).

Resolusi itu disetujui oleh 24 negara, enam menolak, 26 abstain, dan dua negara tidak hadir.

Resolusi itu mengacu pada Palestina yang terjajah dan berupaya menjaga warisan budaya Palestina dan karakteristik Jerusalem timur.

"Dengan keputusan yang absurd ini, UNESCO kehilangan legitimasi yang pernah mereka miliki," kata Netanyahu.

Resolusi itu juga mengacu Israel sebagai kekuatan penjajah.

Amerika Serikat juga mengecam resolusi itu dengan mengatakan "Dengan tegas menolak resolusi itu".

"Kami sangat peduli mengenai resolusi politik semacam itu yang sama sekali tidak menghasilkan hal yang konstruktif. Kami merasa resolusi ini seharusnya tidak ditetapkan," ujar Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Mark Toner.

Status Jerusalem merupakan isu paling berat dalam konflik Israel-Palestina.

Israel merebut kawasan Jerusalem timur saat perang 1967 dan kemudian menganeksasinya dengan menyatakan bahwa seluruh wilayah Jerusalem sebagai wilayah mereka.

Adapun Palestina memandang Jerusalem timur sebagai ibu kota untuk negara masa depan mereka. (AFP/OL-3)