Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BATAS antara terorisme dan kriminalitas, terkait dengan konteks gerakan kelompok Islamic State (IS), semakin tipis. Inggris, kemarin, merilis laporan yang menunjukkan peningkatan jumlah mantan pelaku kriminal yang bergabung dengan kelompok IS dan membentuk kelompok jihad. Peneliti juga memperingatkan bahwa penjara Eropa akan menjadi tempat para jihadis berkembang biak.
Laporan yang dikeluarkan Pusat Internasional Studi Radikalisasi dan Kekerasan Politik di King College London tersebut menyebutkan hampir 60% jihadis Eropa pernah dipenjara sebelumnya. Setelah direkrut IS, para mantan narapidana itu masih melakukan bentuk kekerasan walau dengan tujuan. Hal itu membuat IS berbeda dari kelompok Islam radikal lainnya seperti Al-Qaeda dengan anggota mahasiswa radikal, para intelektual atau individu yang sebelumnya tidak pernah melakukan kekerasan.
Ketua pusat studi tersebut, Peter Neumann, menjelaskan, dengan merekrut individu yang terbiasa dengan kekerasan, langkah IS lebih mudah untuk melakukan aksi yang lebih hebat lagi. Para mantan narapidana itu pun telah terbiasa dengan senjata, juga ahli bersembunyi dari radar dan perencanaan logistik.
Di sisi lain bagi mereka, IS yang tengah berkembang ialah kesempatan untuk 'penebusan' tanpa perlu berubah perilaku. "Cocok sekali, IS tidak perlu (orang-orang) yang canggih secara intelektual. Tidak meminta Anda untuk belajar agama. Hanya membuat semuanya seperti permainan komputer," ujar Neumann.
Penelitian itu pun berpengaruh terhadap pertimbangan dalam upaya menghentikan serangan ekstremis. Selama ini banyak pihak fokus pada penelusuran transaksi bank internasional yang diduga membiayai kelompok militan. Namun, serangan yang dilakukan IS tidak selalu membutuhkan uang dalam jumlah besar.
Para peneliti memperkirakan sekitar 40% dari serangan di Eropa dibiayai kejahatan jalanan seperti penjualan narkoba atau barang palsu. Penegak hukum harus menargetkan semua sumber pendanaan untuk memerangi ancaman teroris. Misalnya serangan ke kantor majalah Prancis Charlie Hebdo yang ternyata didanai dari penjualan sepatu olahraga palsu di jalanan Paris.
"Pembiayaan teroris dari aksi kriminal akan menjadi semakin penting karena jumlah mantan kriminalis yang semakin meningkat," ujar laporan tersebut. (AP/Ihs/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved