Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PENYEBARAN virus zika terus meningkat di kawasan Asia Pasifik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta otoritas yang berwenang untuk meningkatkan pemantauan, melakukan tanggap darurat, dan bekerja sama dengan semua pihak untuk mencari informasi lebih banyak tentang penyakit tersebut.
Dalam pidatonya di pertemuan regional WHO wilayah Pasifik Barat, kemarin, Direktur Jenderal WHO Margaret Chan mengatakan penyebaran zika cukup cepat. Oleh sebab itu, penanggulangan zika yang disebarkan nyamuk tidak bakal mudah.
Chan menegaskan awal munculnya kasus zika di kawasan Asia Pasifik berasal dari para wisatawan yang terinfeksi virus zika. Virus yang menyebabkan mikrosefalus pada bayi itu pun menyebar di negara para turis setelah mereka kembali dari luar negeri.
"Apakah pengawasan yang lemah ini menjadi indikasi kekebalan atau bukti bahwa virus sudah menjadi potensi epidemi yang lebih besar?" ujar Chan.
Dr Li Ailan, Direktur Keamanan Kesehatan dan Keadaan Darurat di Kantor WHO Wilayah Pasifik Barat, menambahkan sejumlah gejala dan tanda-tanda terinfeksi pada tahap awal telah dilaporkan.
Namun, Ailan menegaskan berdasarkan pengamatan risiko WHO, infeksi virus zika akan terus menyebar di wilayah Asia Pasifik. Pihak berwenang diharuskan mempersiapkan langkah antisipasi pencegahan komplikasi lebih lanjut seperti mikrosefalus dan sindrom Guillain-Barre.
Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi zika akan menderita mikrosefalus atau ukuran kepala bayi mengecil dan otaknya mengalami abnormal dan tidak berkembang dengan baik. Gejala lain dari virus zika adalah sindrom Guillain-Barre atau gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang bagian sistem saraf perifer.
Pasifik Barat rentan
Li menambahkan wilayah Pasifik Barat ialah kawasan kedua yang paling tinggi di dunia yang terkena serangan virus zika. Kasus zika yang paling banyak di dunia terdapat di kawasan Amerika Utara dan Selatan.
Pada 2007, 19 dari 27 negara di kawasan Pasifik Barat telah melaporkan kasus zika sejak 2007. Pada tahun ini, 13 negara di kawasan tersebut telah melaporkan kasus zika.
Kepala WHO Wilayah Pasifik Barat, Dr Shin Young-soo, mengatakan pihaknya bekerja sangat keras untuk meningkatkan pengawasan, deteksi, dan penanganan jangka panjang untuk penyakit zika.
Selain mendeteksi kasus zika, WHO telah menyerukan ke sejumlah pejabat pemerintah untuk mengurangi populasi nyamuk, terutama di tempat-tempat yang perkembangbiak-an serangan tersebut.
Chan menambahkan saat ini para ahli masih mencari cara untuk menangani virus zika. Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Senin (10/10) Manila, Filipina, WHO mengatakan wilayah Asia berpotensi munculnya kasus baru zika dan bisa jadi wabah zika.
Ia memberi alasan bahwa nyamuk aedes yang menyebarkan virus zika banyak ditemukan di kawasan Asia. Selain itu, lalu lintas dan kunjungan para wisatawan di kawasan tersebut tergolong tinggi. Bahkan di Benua Amerika ditemukan kasus penyebaran virus zika melalui hubungan seksual.
Kendati ancaman zika tengah di depan mata, WHO belum mendapat langkah yang tepat untuk mengatasinya. "Sayangnya, para ilmuwan belum memiliki jawaban atas berbagai pertanyaan kritis (tentang zika)," kata Chan. (AP/AFP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved