Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DEBAT calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) yang berlangsung pada Minggu (9/10) waktu setempat di Universitas Washington di St Louis, Missouri, tampaknya kembali berpihak pada capres dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan CNN/ORC, Clinton menang dengan perolehan suara 57% jika dibandingkan dengan lawannya dari Partai Republik, Donald Trump, yang mendapatkan 34%.
Namun, survei itu menunjukkan penurunan kemenangan bagi Clinton yang pada debat pertama bulan lalu meraih 62%.
Survei berbeda datang dari Yougov yang menunjukkan kemenangan tipis Clinton dengan 47% suara dari pemilih terdaftar yang menyaksikan debat, sedangkan Trump meraih 42% suara.
Trump sendiri dalam tekanan setelah video dirinya yang berkata-kata kasar dan cabul tentang perempuan tersebar sebelum debat berlangsung.
Meskipun lalu meminta maaf, Trump tetap menyatakan suami lawannya, Bill Clinton, juga telah melakukan kekerasan terhadap perempuan.
"Jika saya hanya kata-kata, dia (Bill) melakukan tindakan," ujar Trump berkeras.
Sebelum debat dimulai, Trump melakukan jumpa pers untuk membalikkan gelombang opini publik.
Dia bahkan menghadirkan sejumlah perempuan yang menuduh Bill Clinton telah melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan.
Acara debat yang dilakukan untuk kedua kalinya tersebut dibuka dengan sejumlah ketegangan.
Trump melempar ejekan bahkan kepada dua moderator yang dituduhnya bias.
Tidak hanya itu, miliader berusia 70 tahun tersebut mengancam Clinton dengan hukuman penjara jika terpilih menjadi presiden.
"Jika saya menang, saya akan menginstruksikan Jaksa Agung untuk mendapatkan jaksa khusus untuk menyelidiki Clinton karena begitu banyak kebohongan, begitu banyak penipuan," ujar Trump.
Clinton berbalik menuding dengan mengatakan komentar cabul Trump hanya menunjukkan dirinya yang sebenarnya.
Mantan menteri luar negeri AS tersebut juga menyebut akan sangat baik jika seseorang dengan temperamen seperti Trump tidak memimpin AS.
Komentar itu segera dipotong Trump yang mengatakan, "Clinton akan berada di penjara."
Ancaman Trump tersebut segera dikecam mantan Jaksa Agung Eric Holder yang menyebut Trump sebagai diktator.
Kedua capres itu juga berdebat terkait dengan keterlibatan Rusia dalam pemilihan presiden yang akan berlangsung pada 8 November mendatang.
Clinton menuding Trump telah mendapat dukungan dari Rusia yang melakukan sejumlah pembajakan surat elektronik (surel) dirinya. (AFP/Ihs/X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved