Layanan Dasar Haiti Lumpuh

Haufan Hasyim Salengke
11/10/2016 03:11
Layanan Dasar Haiti Lumpuh
(AFP/HECTOR RETAMAL)

TERJANGAN Badai Matthew yang memorak-poranda penjuru Haiti membuat layanan dasar di negara termiskin di Bumi belahan barat itu lumpuh.

Warga yang kini juga menghadapi ancaman wabah kolera mulai mengiba air dan makanan dari para pelintas.

"Tolong, bantu kami," iba para korban yang selamat dari badai Matthew di Haiti selatan, Minggu (9/10) di tempat penampungan atau di rumah reot di sepanjang pantai.

Badai Matthew, badai tropis terkuat dalam hampir satu dekade, menerjang Haiti pada Selasa (4/10) dengan kecepatan angin 230 kilometer per jam dan membawa hujan deras.

Jumlah orang yang tewas akibat Matthew diperkirakan telah mencapai 1.000 jiwa.

Di beberapa kota yang dipenuhi puing-puing, warga memohon air dan makanan dari orang-orang yang lewat.

Banyak warga Haiti yang mengatakan mereka merasa ditinggalkan kelompok-kelompok penyalur bantuan kemanusiaan di negara itu.

Di Port-Salut, bekas kota wisata yang kini rata dengan tanah, sekitar 400 orang yang berlindung di sekolah mengatakan mereka telah hidup tanpa pelayanan dasar selama hampir satu pekan.

"Kami belum menerima apa-apa. Situasi ini benar-benar serius," kata Antony Bergel, warga Haiti.

"Kami sedang menunggu bantuan yang banyak. Kita perlu tempat penampungan, air, makanan."

Pada Minggu (9/10) malam, mantan presiden Jean-Bertrand Aristide, yang digulingkan dalam kudeta 2004, muncul dengan sebuah truk bantuan.

"Kami akan meningkatkan solidaritas," kata Aristide kepada kerumunan orang yang berdatangan.

Banyak yang melihat apa yang dia lakukan untuk mengumpulkan dukungan jelang pemilu presiden.

Sebanyak tiga pesawat kargo bantuan pertama dari Amerika Serikat juga tiba Minggu, di bandara Toussaint Louverture.

Namun, mereka kesulitan menyebarkan bantuan sehingga harus menggunakan helikopter.


Ancaman kolera

Para pejabat pemerintah mengatakan sedikitnya 350 ribu orang membutuhkan bantuan.

Di saat yang sama, negara itu juga harus berjuang mengatasi kematian baru akibat wabah kolera yang disebarkan banjir akibat Matthew.

Para pejabat memperingatkan air yang tercemar dan rendahnya kebersihan berisiko memengaruhi ribuan orang di negara miskin itu.

Ancaman kolera sangat menakutkan mengingat pada 2010 sekitar 10 ribu warga Haiti tewas dan 800 ribu lainnya sakit akibat penyakit menular itu.

"Pihak berwenang mulai mengubur orang-orang yang meninggal di kuburan massal di beberapa daerah, seperti Jeremie yang berpenduduk 30 ribu jiwa. Mayat-mayat korban mulai membusuk," ujar Kedner Fresnel, pejabat pemerintah.

Maria Sofia Sanon, seorang pekerja kesehatan di rumah sakit Jeremie mengatakan rumah sakit kekurangan peralatan untuk menangani orang-orang yang terjangkit kolera.

Banyak pasien kolera terpaksa dirawat di luar ruang akibat keterbatasan tempat.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengungkapkan 80% tanaman di beberapa daerah lenyap disapu Matthew.

Lembaga kemanusiaan Care France mengatakan satu juta orang di Haiti membutuhkan bantuan mendesak dan banyak dari korban badai tidak memiliki apa-apa lagi kecuali pakaian di badan mereka. (AFP/Aljazeera/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya