Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
RUSIA memastikan akan terus melanjutkan serangan udara dalam rangka memerangi kelompok oposisi dan pemberontak ekstremis di Suriah meski telah mengakibatkan ribuan orang tewas.
Kelompok Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah mencatat, setidaknya 9.300 orang, termasuk 3.800 warga sipil di Suriah tewas akibat serangan udara selama setahun.
Dalam data yang mereka rilis, setidaknya 5.500 di antara jumlah itu ialah pejuang IS dan berbagai faksi pemberontak radikal lainnya. Dari jumlah itu 2.700 di antaranya ialah militan IS.
Dalam serangannya yang terakhir di Provinsi Aleppo, sedikitnya sebelas orang warga sipil, termasuk tujuh orang anak, tewas.
Selain menewaskan ribuan orang, serangan itu juga melukai setidaknya 20 ribu warga sipil.
Direktur Kelompok Pemantau HAM di Suriah Rami Abdel Rahman mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan udara Rusia mungkin bertambah karena serangan masih terus belanjut.
Rusia merupakan sekutu dekat rezim pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam memerangi kelompok oposisi dan pasukan ekstremis IS di Suriah.
Amerika Serikat mengancam akan menangguhkan pembicaraan dengan Rusia terkait masa depan perdamaian di Suriah.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengakui bahwa upaya diplomasi untuk mengakhiri perang di Suriah telah mencapai jalan buntu.
Kerry mengatakan Amerika Serikat akan mencari alternatif lain dengan pendekatan ini lebih efektif.
Duta Besar AS Samantha Power menyebut eskalasi serangan udara Rusia yang meningkat itu sebagai 'pekan paling biadab dan buas' selama perang lima tahun ini.
"Bukan hanya biadab, tetapi juga buas," kata Power.
Mengutuk
Presiden AS Barack Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengutuk apa yang dilakukan Rusia dan rezim Bashar al-Assad sebagai tindakan 'barbar.'
Menurut Obama dan Merkel, pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia, harus bertanggungjawab penuh untuk mengakhiri pertempuran di Suriah.
Apalagi sudah sudah banyak korban dari warga sipil, terutama anak-anak.
Saat menanggapi hal itu, Rusia memperingatkan bahwa penolakan Washington untuk bekerja sama dengan Moskow hanya akan menjadi 'hadiah kepada kelompok-kelompok teroris'.
"Jika ancaman Washington untuk menghentikan kerja sama menjadi keputusan konkret, tidak ada lagi keraguan bahwa kelompok pemberontak selama ini berada di bawah perlindungan Gedung Putih. Tentu saja jika ini yang terjadi, teroris akan sangat senang dan merayakannnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
Rusia dan Amerika Serikat sebelumnya sudah bersepakat melakukan gencatan senjata yang rencananya akan disusul dengan kerja sama memerangi kelompok teroris seperti IS dan faksi-faksi kelompok ekstremis lainnya.
Namun, semuanya telah terkubur dalam-dalam karena gencatan senjata akhirnya gagal di tengah jalan.
Bahkan belakangan pertempuran kembali sengit dengan meningkatnya intensitas serangan udara, terutama oleh Rusia.
PBB juga sudah memberikan reaksi keras dengan mengatakan telah terjadi bencana kemanusiaan yang sangat brutal di Suriah.
Setidaknya, lebih dari 100 ribu anak terjebak di Aleppo timur yang terus dibombardir serangan udara Rusia dan pasukan rezim.
Pengepungan oleh pasukan pemerintah Suriah juga mengakibatkan pasokan makanan dan air terhambat.
Anak-anak meninggal karena kekurangan gizi, penyakit dan keracunan.
Bukan hanya itu, banyak warga yang berusaha bertahan hidup dengan mengais-ngais makanan sisa.
Pengepungan oleh pasukan pemerintah Suriah juga mengakibatkan pasokan makanan dan air terhambat.
Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB Stephen O'Brien mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB di New York, apa yang terjadi di Aleppo ialah bencana kemanusiaan. (AFP/Ths/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved