Aksi Penembakan kembali Guncang Amerika

Hym
25/9/2016 04:00
Aksi Penembakan kembali Guncang Amerika
(AP/RICK LUND/THE SEATTLE TIMES)

Selang tiga hari dari penembak­an seorang warga Afro-­Amerika oleh polisi di Charlotte, aksi penembakan kembali terjadi di Amerika ­Serikat (AS), Jumat (23/9) pukul 19.00 waktu setempat.

Seorang pria Hispanik diduga sebagai pelaku penembakan yang menewaskan empat perempuan dan mencederai seorang pria di sebuah pusat perbelanjaan di Washington.

Aksi penembakan itu terjadi di toko serbaada Macy’s Cascade Mall, Burlington, Skagit County. Salah satu pengunjung, Tari Caswell, mengatakan kepada Skagit Valley Herald, ia mendengar suara seperti letusan empat balon sebanyak tujuh atau delapan kali ketika tengah berada di ruang ganti perempuan.

“Saya berdiam di ruang ganti karena merasa ada yang tidak beres. Suasana pun sunyi. Saya kemudian mendengar seorang perempuan berteriak minta tolong. Seorang pria datang membantu saya dan beberapa perempuan lain berlari keluar toko,” ujar Caswell.

Seusai beraksi, pelaku terpantau kabur menuju jalan bebas hambatan antarnegara bagian dengan berjalan kaki dan masih menenteng senjata. Tim pencari termasuk helikopter memeriksa setiap lokasi yang mungkin untuk menemukan pria itu. Sketsa wajah pelaku yang digambarkan sebagai ‘pria Hispanik mengenakan kostum abu-abu’ itu pun telah disebarkan polisi.

Juru bicara Kepolisian ­Was­hington, Sersan Mark Francis, mengatakan pihaknya percaya hanya ada satu penembak dalam kasus itu. Motif penembakan hingga kini belum diketahui.

“Kami masih mencari pelaku penembakan. Harap setiap orang tetap berdiam di rumah untuk mengamankan dirinya,” kata dia.
Biro Investigasi Federal (FBI) dalam sebuah pernyataannya di Twitter mengaku mereka tidak memiliki informasi tentang penembakan lainnya yang direncanakan di Washington.

Sementara itu, aksi protes yang dipicu penembakan warga ­Afro-Amerika Keith Lamont Scott, 43, oleh polisi Charlotte, North ­Carolina, masih berlangsung. Ratusan demonstran menggelar aksi protes untuk malam keempat. Mereka menuntut rekaman video penembakan Scott dibuka kepada publik.

Setelah dinyatakan tidak kondusif oleh Wali Kota Charlotte Jennifer Roberts, calon presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, menunda kunjungan kampanye ke sana. Kondisi di Charlotte dilaporkan lebih tenang, tetapi Pasukan Garda Nasional masih berjaga. Hillary pun mendesak pihak kepolisian merilis video rekaman kejadian agar kasus ini menjadi jelas.

Pihak keluarga pun telah merilis video yang direkam oleh istri korban. Dalam rekaman itu, Scott, tidak terlihat memegang senjata seperti dinyatakan polisi. Dua pekan sebelumnya, aksi penembakan berbau rasial pun meletus di Tulsa, Oklahoma. (AFP/AP/Hym/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya