Demonstran Abaikan Jam Malam

Haufan Hasyim Salengke
24/9/2016 07:00
Demonstran Abaikan Jam Malam
(AFP/NICHOLAS KAMM)

Demonstran meneriakkan 'tunjukkan rekaman' dan 'kami ingin rekaman itu' sambil memblokade persimpangan dekat Bank of America.

MASSA berkerumun di jalan-jalan Charlotte untuk malam ketiga berturut-turut, Kamis (22/9) waktu setempat. Mereka marah atas insiden penembakan fatal seorang warga Afro-Amerika oleh polisi saat menentang pemberlakuan jam malam di kota di Amerika Serikat (AS) tersebut.

Sehari sebelumnya, Gubernur North Carolina Pat McCrory mengumumkan keadaan darurat di wilayah yang dipimpinnya. Tujuannya, memungkinkan pengerahan pasukan Garda Nasional dan Patroli Jalan Raya untuk membantu penegakan hukum di Charlotte.

Dalam aksi protes terbaru, pengunjuk rasa menyeru kepada kepolisian untuk merilis rekaman video terkait dengan penembakan warga kulit hitam, Keith Lamont Scott, 43, oleh polisi kulit hitam Brentley Vinson, Selasa (20/9).

Pihak berwenang sejauh ini menolak untuk merilis video tentang insiden tersebut. Seorang pengacara pihak keluarga Scott, Justin Bamberg, mengatakan rekaman video yang dilihat pihak keluarga pada Kamis (22/9) mencuatkan banyak pertanyaan ketimbang jawaban.

Ia menegaskan, di video itu tidak terlihat bahwa Scott memegang atau menenteng senjata seperti yang diklaim polisi. Scott terlihat melangkah mundur ketika ia ditembak.

Scott ditembak mati di lokasi parkir sebuah kompleks apartemen ketika polisi sedang mencari seseorang yang tertera di surat penangkapan. Beberapa polisi terlibat konfrontasi dengan Scott. Mereka mengklaim merasa terancam oleh korban sehingga melepaskan tembakan dan membunuhnya.

Sebelumnya, kerabat Scott yang diwawancarai media lokal mengatakan dia bukan tengah membawa senjata, seperti yang diklaim polisi, melainkan memegang sebuah buku ketika ditembak mati oleh Vinson.


Meminta rekaman

Demonstran meneriakkan 'tunjukkan rekaman' dan 'kami ingin rekaman itu' sambil memblokade persimpangan dekat kantor pusat Bank of America. Massa juga memanjat tangga di depan pusat pemerintahan kota untuk melampiaskan kemarahan mereka atas kematian Scott.

Di samping itu, ratusan orang lainnya berbaris berjalan ke kantor polisi kota sambil membawa spanduk bertuliskan 'Stop killing us' dan 'Resistance is beautiful'. Secara umum, aksi protes kali ini jauh lebih tenang ketimbang dua malam sebelumnya.

Para pengunjuk rasa juga melakukan penjagaan dadakan di trotoar tempat seorang pengnjuk rasa ditembak pihak sipil dalam unjuk rasa pada Rabu (21/9). Pelakunya masih buron. Mereka menyalakan lilin dan berdoa di sana.

Laporan media lokal mengungkapkan si pengunjuk rasa yang ditembak warga sipil itu meninggal di rumah sakit pada Kamis (22/9). Tidak hanya di North Carolina, aksi memprotes penembakan pria kulit hitam juga terjadi di Tulsa, Oklahoma.

Penembakan berbau rasial terbaru juga menjadi sorotan dua calon presiden AS. Donald Trump, kandidat Partai Republik, mengatakan, "Kekerasan terhadap warga kita dan penegak hukum harus secepatnya diakhiri," ujarnya.

Capres Demokrat Hillary Clinton menyoroti dua aksi pembakan dua warga kulit hitam oleh polisi yang terakhir terjadi. "Keith Lamont Scott, Terence Crutcher, dan banyak lainnya. Hal ini harus diakhiri," ujar Clinton. (AFP/VOA/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya