Ayah Pelaku Pengeboman New York Pernah Hubungi FBI soal Anaknya

Renatha Swasthy
21/9/2016 09:49
Ayah Pelaku Pengeboman New York Pernah Hubungi FBI soal Anaknya
(Mohammad Rahami -- AP Photo/Tariq Zehawi)

MOHAMMAD Rahami, ayah pelaku pengeboman di New York dan New Jersey, sudah melaporkan soal kekhawatirannya tentang sang anak ke FBI pada 2014 lalu. Tapi, pejabat berwenang tidak mengambil tindakan apapun setelah meninjau keluhan itu. Hal itu diungkapkan Mohammad Rahami dan penegak hukum, Selasa (20/9).

Otoritas Amerika Serikat sedang menyelidiki kemungkinan Ahmad Khan Rahami, warga Amerika Serikat naturalisasi Afganistan itu, memiliki kaki tangan atau ia menjadi radikal setelah melakukan perjalanan ke Afganistan dan Pakistan.

"Penyelidikan aktif dan berkelanjutan dan sedang diselidiki sebagai tindakan teror," kata Jaksa Agung AS Loretta Lynch di Lexington, Kentucky, Selasa (20/9).

Rahami diduga melakukan pengeboman di lingkungan Chelsea, New York yang melukai 29 orang dan dua pengeboman di kota New Jersey, termasuk dekat acara amal Korps Marinir di Seaside Park. Tidak ada korban dalam kejadian itu.

Mohammad Rahami yang muncul dari restoran keluarga, Elizabeth, New Jersey mengatakan pada wartawan." Aku menelepon FBI dua tahun lalu,"

Seorang pejabat penegak hukum AS menuturkan Mohammad Rahami dua kali bertemu dengan FBI.

Pada kedatangan pertama, ia melapor kalau khawatir anaknya bergaul dengan orang yang mungkin memiliki koneksi dengan militan. Dua minggu kemudian ia menemui FBI dan mengatakan kalau anaknya bergaul dengan penjahat.

FBI mencoba memeriksa cerita Mohammad Rahami dan dilakukan penilaian dari informasi itu. Penyelidik tidak menemukan bukti untuk meminta penyelidikan skala penuh pada anak itu, dan investigasi ditutup tanpa tindakan, kata pejabat penegak hukum.

Seorang pejabat lain menyebut, ayahnya menarik semua cerita setelah anaknya dituduh melakukan penusukan pada saudaranya dalam sebuah sengketa.

Komentar dari pejabat itu menunjukkan Rahami berada di radar penegak hukum Amerika Serikat sebelum melakukan pengeboman. Hal yang sama pada orang-orang yang melakukan serangan di Amerika Serikat beberapa tahun terakhir.

Sebelumnya, bom dua kali meledak di New York. Ledakan pertama di kawasan Chelsea, New York, pada Sabtu (17/9) malam. Ledakan tersebut melukai 29 orang. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya