Tidak Ada Kata Letih demi Palestina

Christian Dior Simbolon
18/9/2016 06:20
Tidak Ada Kata Letih demi Palestina
(ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

SELURUH negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) sepakat untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Tak hanya lewat diplomasi, sejumlah langkah konkret pun sedang disiapkan.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, saat ditemui wartawan di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-17 GNB, kemarin (Jumat waktu setempat), mengatakan Indonesia didapuk sebagai ujung tombak perjuangan kemerdekaan Palestina dari pendudukan Israel.

"Indonesia tidak akan pernah letih. Kita akan maju terus sampai tujuan kemerdekaan Palestina itu tercapai. Kapan tujuan itu tercapai? Tidak ada orang yang tahu. Namun, kita harus terus merangkul sebanyak mungkin negara untuk mendukung kemerdekaan Palestina," ujar Retno.

Sebagaimana dilaporkan wartawan Media Indonesia Christian Dior Simbolon dari Caracas, Venezuela, pertemuan Tingkat Menteri Komite Palestina GNB digelar di sela-sela KTT GNB. Pertemuan itu dihadiri negara-negara anggota GNB, yaitu Indonesia, Aljazair, Bangladesh, Kolombia, Kuba, Mesir, India, Malaysia, Palestina, Senegal, Afrika Selatan, Zambia, dan Zimbabwe.

Dalam pertemuan itu, kata Retno, negara-negara GNB menyepakati isu kemerdekaan Palestina menjadi prioritas di KTT GNB kali ini. GNB akan membentuk komite khusus yang beranggotakan 13 negara guna membahas langkah-langkah konkret dalam upaya memerdekakan Palestina.

Hasil pembahasan tersebut, sambungnya, akan diadopsi menjadi dokumen resmi yang disepakati semua anggota GNB. "Jadi dokumennya ada tiga dan salah satunya khusus tentang Palestina. Nanti akan kita bawa ke Sidang Majelis Umum PBB juga," ujar Retno.

Diakuinya, upaya memerdekakan Palestina bukan perkara mudah. Namun, perjuangan itu bukannya tanpa harapan. Titik terang terlihat dengan munculnya dukungan negara-negara Eropa, salah satunya datang dari Swedia.

Delegasi KTT Ke-17 GNB membahas khusus soal kemerdekaan Palestina di tengah makin kuatnya dukungan Amerika Serikat terhadap Israel. Pada pekan lalu, Amerika Serikat baru saja mengucurkan bantuan militer US$38 miliar (sekitar Rp500 triliun) kepada negara Zionis tersebut.

Sebagaimana diungkap kantor berita Reuters, nilai bantuan itu menjadi bantuan militer terbesar yang pernah diberikan Amerika Serikat kepada negara mana pun.

Meski demikian, bantuan yang akan diberikan secara bertahap selama 10 tahun itu juga mensyaratkan sejumlah hal yang harus dipatuhi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Syarat itu di antaranya larangan bagi Israel mencari bantuan tambahan dari Kongres Amerika Serikat dan pemberian sebagian dana untuk mengembangkan industri pertahanan sendiri. (Ant/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya