Indonesia Dorong Revitalisasi GNB

Christian Dior Simbolon
17/9/2016 07:15
Indonesia Dorong Revitalisasi GNB
(ANTARA/Suwandy)

INDONESIA akan mendorong negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) bekerja sama untuk memerdekakan Palestina dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-17 GNB di Pulau Margarita, Venezuela, 17-18 September.

Selain itu, Indonesia akan mengusung agenda revitalisasi peran GNB.

"Memerdekakan Palestina menjadi utang negara-negara anggota GNB. Khusus Indonesia, kita juga akan mendorong revitalisasi GNB sesuai dengan perkembangan zaman," ujar juru bicara Wapres Jusuf Kalla, Husain Abdullah, di Caracas, Venezuela, kemarin.

Menurut Husain, Wapres selaku pemimpin delegasi Indonesia juga akan berbicara mengenai posisi Indonesia di tengah tantangan ekonomi global dan mendorong negara anggota menjalankan prinsip-prinsip GNB.

"Terutama perdamaian dan solidaritas. Ini merupakan prinsip-prinsip dasar dari pembentukan GNB," ujarnya.

Senada, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menekankan pentingnya mengubah pola pikir anggota GNB.

Gerakan yang beranggotakan 120 negara itu harus didorong agar berwawasan luas, pragmatis, inovatif, dan efisien.

"Dunia saat ini memerlukan Gerakan Non-Blok abad ke-21 yang mampu menghadapi beragam tantangan global," ujar Menlu.

Menurut Retno, sejak GNB didirikan 55 tahun lalu, dunia masih dibayangi berbagai persoalan global, semisal krisis ekonomi, membengkaknya jumlah pengungsi, ancaman terorisme dan radikalisme, serta konflik antarnegara termasuk antaranggota GNB.

Karena itu, lanjut Retno, GNB kali ini yang mengambil tema Peace, sovereignty, and solidarity for development harus mampu mengimplementasikan setidaknya tiga langkah nyata.

Pertama ialah memperkuat semangat multilateralisme yang menempatkan semua negara setara dan memiliki suara sama.

Kedua ialah GNB juga harus berkontribusi terhadap upaya penanganan tantangan ekonomi global khususnya melalui kemitraan global yang melibatkan seluruh pihak, termasuk kerja sama antara negara maju dan berkembang.

Ketiga ialah GNB juga perlu membenahi cara kerja internal. Itu bertujuan supaya GNB tidak menjadi organisasi bincang-bincang saja.

"Anggota GNB harus memimpin dengan memberi contoh, memastikan bahwa nilai-nilai yang diperjuangkan di tingkat global diterapkan di negara masing-masing, menyelesaikan berbagai masalah yang ada di dalam negeri dan di kawasannya," tukas Retno.


Dikritik oposisi

Dubes RI untuk Venezuela Mochammad Luthfie Wittoe'ng mengapresiasi upaya Venezuela menyelenggarakan KTT GNB di tengah krisis ekonomi yang melanda negara itu.

Penyelenggaraan KTT GNB, menurut dia, bisa menjadi momentum Venezuela mampu bertahan dari impitan krisis ekonomi.

"Kalau (KTT GNB) ini lancar, dunia akan melihat sebenarnya (perekonomian) Venezuela masih bagus. Ini momentum yang baik bagi pemerintah Venezuela. Kalau kita lihat, mereka (Venezuela) cukup serius punya keinginan besar agar acara ini sukses," kata dia.

KTT Ke-17 GNB Venezuela akan dipimpin Presiden Venezuela Nicolas Maduro Moros yang didapuk menjadi Ketua GNB periode 2016-2019.

Venezuela menggantikan Iran yang telah menjadi Ketua GNB sejak 2012.

Di dalam negeri, Maduro dikritik kelompok oposisi karena menggelar perhelatan internasional di tengah tingginya inflasi dan langkanya barang-barang kebutuhan pokok.

Kubu oposisi bahkan merencanakan demonstrasi besar-besaran menentang KTT GNB. (X-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya