PBB Sambut Baik Perdamaian di Suriah

Thomas Harming Suwarta
15/9/2016 05:40
PBB Sambut Baik Perdamaian di Suriah
(AFP/DELIL SOULEIMAN)

GENCATAN senjata di Suriah yang berlaku sejak Senin (12/9), disambut baik masyarakat internasional.

Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah, Staffan de Mistura, menilai gencatan senjata telah berhasil menurunkan secara signifikan berbagai bentuk kekerasan di daerah konflik tersebut.

Dua puluh empat jam sejak aturan itu diberlakukan, kata dia, telah membawa dampak yang sangat positif dan memberi angin segar untuk bisa mengakhiri konflik yang sudah berlangsung kurang lebih 5 tahun dan telah menewaskan kurang lebih 300 ribu orang tersebut.

Di Kota Aleppo, misalnya baik di bagian timur yang dikuasai pemberontak maupun di barat yang dikuasai pemerintah, selama masa gencatan senjata 24 jam ini tidak ada satu pun serangan, baik tembakan roket maupun serangan udara lainnya.

Koresponden AFP di Kota Damaskus yang dikuasai pemerintah dan daerah pinggiran kota yang dikuasai pemberontak juga dilaporkan tenang.

Penduduk terutama memanfaatkan momen yang langka ini untuk memanfaatkan liburan Idul Adha.

"Gencatan senjata memang baik, tapi itu tidak cukup. Kami ingin pasokan makanan. Itu jauh lebih penting lagi," kata seorang warga, Abu Jamil.

"Rumah saya dekat rumah sakit Razi dan saya sering mendengar sirene ambulans setiap dua atau tiga jam. Namun, sampai pagi ini saya belum mendengar apa-apa," kata Habib Badr, seorang warga yang lain.

Kesepakatan gencatan senjata yang juga didukung Amerika Serikat dan Rusia tersebut bertujuan untuk mengakhiri pertempuran antara kelompok loyalis Presiden Suriah Bashar al-Assad dengan berbagai kelompok pemberontak.

Mereka yang tidak ikut dalam kesepakatan ini ialah pasukan jihad seperti kelompok IS.

Mistura memang mencatat laporan tentang masih adanya beberapa bentrokan yang masih terjadi, tetapi secara umum gambaran yang didapat sangat positif.

Namun, menurut dia, sejauh ini pihaknya belum mendapat informasi mengenai truk bantuan kemanusiaan PBB.

Oleh karena itu, dia menuntut agar upaya penyaluran bantuan tidak terhambat sehingga bisa menjangkau daerah-daerah yang selama ini terisolasi karena pertempuran.Tetap dilanggar

Meski upaya gencatan senjata ini terbilang sukses, Observatorium Hak Asasi Manusia di Suriah melaporkan ada pelanggaran kecil, baik dilakukan pasukan pemerintah maupun pemberontak di beberapa bagian negara tersebut.

Akan tetapi, gesekan tersebut tidak membawa korban jiwa.

Kelompok pegiat HAM yang berbasis di Inggrsi ini juga menambahkan, bahwa gencatan senjata tidak menyurutkan pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok jihad faksi Jund al-Aqsa di Provinsi Hama, Suriah Tengah.

Di tengah optimisme gencatan senjata yang berhasil ini, Damaskus menuduh kelompok oposisi melakukan serangkaian pelanggaran.

Mereka mengatakan pasukan pemerintah Suriah sepenuhnya sudah menghormati gencatan senjata, tetapi kubu pemberontak telah melanggarnya sebanyak 23 kali.

"Pasukan pemerintah Suriah telah benar-benar berhenti menembak kecuali di daerah kelompok jihad," kata Viktor Poznikhir, seorang perwira senior militer Rusia yang selama ini membeking pasukan Suriah.

Seperti diketahui, kesepakatan gencatan senjata ini merupakan perkembangan terbaru dalam serangkaian upaya untuk mengakhiri perang saudara di Suriah yang telah berkecamuk dalam lima tahun terakhir.

Namun demikian, masih ada nada skeptis apakah gencatan senjata ini akan bertahan lama atau cuma sementara.

Apalagi, Presiden Assad selalu sesumbar bahkan menyapu habis semua kelompok teroris yang merongrong negeri itu. (AFP/AP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya