Duterte Jamin Pemulangan 700 Haji Indonesia

Astri Novaria
10/9/2016 07:10
Duterte Jamin Pemulangan 700 Haji Indonesia
(Grafis--MI/Caksono)

INDONESIA dan Filipina sepakat menyelesaikan semua permasalahan secara bersama yang dihadapi kedua negara.

Demikian hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Rodrigo Duterte selama sekitar 45 menit di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin.

Kedua bertemu setelah bersama-sama blusukan d Pasar Tanah Abang.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Duterte terhadap 177 orang calon haji kita yang bermasalah dan (permasalahan) 168 orang sudah diselesaikan. Sembilan orang masih di Manila, tadi kami juga minta agar juga dibantu untuk secepatnya bisa diselesaikan," ujar Presiden Jokowi.

Kepala Negara juga menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang diberikan kepada pemerintah Filipina menyangkut sekitar 700 WNI yang telah menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi dengan menggunakan paspor Filipina.

"Tadi Presiden Duterte juga sampaikan agar ini bisa diselesaikan bersama-sama. Sekali lag terima kasih," tandasnya.

Selain itu, Presiden Jokowi juga mengucapkan terima kasih atas kerja sama Pemerintah Filipina dalam menjamin keamanan di Laut Sulu.

Pihaknya berharap ke depan tidak ada masalah keamanan lagi di Laut Sulu. Adapun, sepanjang 2016 ini, sudah ada total 26 anak buah kapal WNI yang disandera oleh Abu Sayyaf.

"Kita akan bersama-sama berpatroli untuk menjamin keamanan di laut itu," pungkasnya.

Presiden Duterte juga sepakat dalam peningkatan kerja sama kedua negara, utamanya dalam hal keamanan perairan.

Duterte sekaligus memohon maaf kepada Presiden Jokowi terkait sering terjadinya peristiwa penyanderaan awak kapal indonesia di perairan Filipina.

"Saya sangat menyesal, Pak Presiden, bahwa kadang-kadang pengiriman batubara yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik di negara saya terhambat karena pembajakan," ujarnya.

Duterte menambahkan kedua negara juga sepakat untuk bekerja sama dalam hal penanganan terorisme dan ektrimisme.

Penyebaran dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang juga disinggung olehnya.

"Kami sepakat untuk bekerja sama untuk mencegah, menangkap, dan mengadili para pelaku teror di lingkungan kita. Kami juga berbagi keresahan yang sama soal penyebaran obat-obatan terlarang dan dampaknya pada masyarakat kita," tukasnya.


Angka masih sementara

Terkait dengan 700 WNI yang berhaji lewat Filipina, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah Filipina.

"Angka 700 ini perkiraan sementara," katannya di Kompleks Istana Kepresidenan.

"Intinya, Pemerintah Filipina akan membantu sepenuhnya pemulangan dari WNI yang juga korban dari sindikat haji ini. Pertanyaannya, bagaimana cara memulangkan mereka. Apakah dipulangkan langsung dari Jeddah tapi dari segi teknis akan rumit sekali," tandasnya.

Sehubungan dengan ini, lanjut Retno, pemerintah Indonesia dan Filipina akan menjajaki alternatif lain. Salah satunya adalah melalui Manila.

Saat ini pihaknya tengah melakukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti intelijen, imigrasi dan Kementerian Luar Negeri Filipina untuk kemudahan pemulangan sekitar 700 WNI tersebut.

Pengamat hubungan internasional, Teuku Rezasyah, menilai kunjungan Duterte ke Jakarta merupakan langkah yang tepat.

Selain sebagai bentuk penghormatan antarpemimpin ASEAN, Filipina sedang membutuhkan dukungan diplomatik Indonesia setelah perseteruan dengan PBB, Presiden AS Barrack Obama, dan kekisruhan dalam negeri akibat kebijakan Duterte yang tidak lazim. (Nyu/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya