Gunakan kata 'Indon', KBRI Canberra Layangkan Keberatan ke Newscorp

Emir Chairullah
07/9/2016 18:29
Gunakan kata 'Indon', KBRI Canberra Layangkan Keberatan ke Newscorp
(Ist)

KBRI Canberra Australia melayangkan keberatan kepada grup media Newscorp Australia terkait penyebutan ‘Indon’ dalam judul berita yang mereka buat. Atas pernyataan sikap ini, grup media milik Rupert Murdoch ini berjanji tidak menyebutkan istilah yang dianggap menghina bangsa Indonesia tersebut.

“Ke depan Newscorp berjanji tidak akan menyebut istilah tersebut dalam setiap pemberitaan yang dibuat anak perusahaan mereka,” kata Jubir KBRI Sade Bimantara dalam percakapannya dengan wartawan Media Indonesia, Emir Chairullah di Brisbane, Rabu (7/9).

Keberatan tersebut dilayangkan ke Newscorp berawal dari munculnya berita di media online http://www.9news.com.au dengan judul ‘Timor Praises Indon Over Sea Border Talks’ yang ditayangkan 2 September 2016. Penggunaan istilah Indon ini kemudian menjadi bahan diskusi para mahasiswa yang tinggal di Brisbane. Mereka mendesak pihak KBRI mengambil langkah konkret untuk mengingatkan media tersebut agar tidak menggunakan istilah ini di masa mendatang.

Sebagaimana diketahui, masyarakat Indonesia menganggap istilah Indon berkonotasi negatif dan dianggap sebagai ejekan atau hinaan terhadap mereka. Dalam bahasa Melayu Pontianak, Indon artinya pelacur. Kalau kita disebut Indon, berarti kita disebut bangsa pelacur. Walaupun pada 2007 pemerintah Malaysia secara resmi melarang penggunaan kata Indon, masyarakatnya masih menggunakan kata itu.

Sade menegaskan, dalam klarifikasinya media tersebut tidak bermaksud ingin melecehkan dengan penyebutan ‘Indon' seperti ketika warga Malaysia menghina Indonesia. “Media dan warga di Australia memang terbiasa menyingkat setiap kata dalam komunikasi informalnya. Jadi mereka mengaku tidak tahu,” paparnya.

Sade menjelaskan, walaupun tidak bermaksud menghina, KBRI tetap meminta agar media tersebut menghentikan penggunaan istilah Melayu tersebut. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahanpahaman antara warga dan pemerintah kedua negara di kemudian hari. “Kita sih sarankan agar menggunakan istilah Indo atau Ina saja kalau ingin menyingkat Indonesia,” ungkapnya.

Diakui, masyarakat Australia mempunyai kebiasaan untuk memendekkan penyebutan kata yang populer yang justru membingungkan warga pendatang. Sebagai contoh Australia disingkat menjadi Aussie, Brisbane menjadi Brissie, Melbourne menjadi Melbie, breakfast menjadi brekkie, dan journalist menjadi journo. “Ya perlu dihindari, ya diusahakan lah. Daripada masyarakat salah paham,” tuturnya. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya