Pemimpin G-20 Sepakat Lawan Proteksionisme

Haufan Hasyim Salengke
05/9/2016 21:37
Pemimpin G-20 Sepakat Lawan Proteksionisme
(AP)

PARA pemimpin negara yang tergabung dalam Kelompok 20 (G-20) merampungkan pertemuan puncak di Hangzhou, Tiongkok, Senin (5/9) dengan menghasilkan sejumlah kesepakatan atau rekomendasi penting di bidang perdagangan dan politik internasional.

Forum yang beranggotakan 19 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia dam Eropa itu sepakat untuk menentang proteksionisme atau kebijakan ekonomi yang mengetatkan perdagangan antarnegara.

"Kami telah sepakat untuk mendukung sistem perdagangan multilateral dan menentang proteksionisme," kata Presiden Tiongkok Xi Jinping yang menjadi tuan rumah KTT G20.

Sebuah forum global untuk memerangi kelebihan pasokan industri dunia akan dibentuk. Komunike final menekankan tindakan seperti subsidi adalah akar penyebab distorsi pasar dan sebuah forum akan dibentuk untuk memantau proses pemangkasan kelebihan kapasitas itu, terutama baja.

"Pasar terdistorsi oleh subsidi dan tindakan pendukung lainnya, dan itu adalah masalah mendasar," kata Perdana Menteri Jepang, Shintaro Abe.

Industri baja global saat ini dilanda kelebihan pasokan besar dengan permintaan Tiongkok yang jatuh karena pertumbuhan ekonomi telah melambat. Beijing, yang memproduksi setengah dari baja global, sepakat untuk bekerja sama lebih erat dengan mitra dagang ekspor baja mereka dengan menyatakan dukungan kuat untuk penerapan perdagangan bebas.

Dalam pernyataan bersama, Presiden Xi, Presiden AS Barack Obama, dan para pemimpin Inggris, Jepang, Rusia dan Kelompok lain dari 20 negara berjanji untuk meningkatkan pertumbuhan global yang lesu dengan mempromosikan inovasi.

Isu lain, Kelompok G-20 menyetujui bahwa pengungsi adalah masalah global dan beban masalah harus dibagi. "Komunike tersebut menegaskan kembali bahwa ini (krisis pengungsi) adalah masalah global, dan memerlukan pembagian beban antara negara-negara," kata seorang diplomat senior Uni Eropa, sesaat sebelum deklarasi dirilis pada akhir KTT. (AFP/AP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya