Presiden Jokowi Bicara soal Terorisme di Sesi Terakhir KTT G20

Rudy Polycarpus
05/9/2016 20:19
Presiden Jokowi Bicara soal Terorisme di Sesi Terakhir KTT G20
(AP)

DALAM sesi terakhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 2016 di Hangzhou, Tiongkok, Indonesia membahas sejumlah isu yang bisa memengaruhi kondisi ekonomi dunia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan komitmen memberantas terorisme sebagai satu faktor penentu ekonomi dunia. Presiden menyebut, serangan teror yang terjadi di berbagai belahan dunia tidak dapat dibiarkan begitu saja.

"Belakangan ini saya terus mengamati peningkatan serangan teror yang terjadi di negara anggota G-20: Prancis, Turki, dan Indonesia. Ini tidak bisa dibiarkan," tegas Presiden di hadapan pemimpin negara-negara anggota G-20 dalam rilis yang dikirim Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Senin (5/9).

Presiden menambahkan, memberantas terorisme tidak melulu dengan pendekatan senjata. Menurut dia, cara terbaik memeranginya ialah dengan mengedepankan apa yang disebutnya sebagai smart approach.

"Menyeimbangkan baik soft power dan pendekatan hard power," jelas Presiden.

Lebih lanjut, Presiden menerangkan bahwa penanganan terhadap terorisme membutuhkan kemampuan untuk menemukan akar permasalahan tersebut. Akar persoalan tersebut menurutnya ialah kemiskinan, ketimpangan, dan marginalisasi.

Namun demikian, Presiden mengakui bahwa penyebaran teror dan ekstremisme dewasa ini sangat masif dan mengkhawatirkan. Karena itu, kata Presiden Jokori, dibutuhkan kerja sama yang kuat dunia internasional. Kerja sama itu bisa dimulai dengan pertukaran informasi intelijen dan menghapuskan sumber pendanaan terorisme.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden turut mengangkat isu lainnya yang kini dihadapi dunia internasional, yakni arus pengungsian. Terhadap isu tersebut, Presiden mendorong negara-negara G-20 untuk turun tangan dalam penyediaan bantuan kemanusiaan.

"Pada saat yang sama, kita juga harus merenungkan penyebab dari banyak konflik yang mengakibatkan pengungsian massal. Dalam konteks ini, menyelesaikan akar permasalahan adalah yang paling utama," tandasnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya