Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SEBANYAK 2,2 juta warga memberikan suaranya dalam pemilihan umum legislatif Hong Hong yang berakhir pada Senin (5/9) dini hari.
Dalam Pemilu kali ini, sejumlah aktivis muda menyerukan agar Hong Kong sepenuhnya terlepas dari Tiongkok. Indikasi awal menunjukkan beberapa kandidat yang mendukung ide tersebut berpotensi menjadi anggota dewan legislatif.
Pemilu Hong Hong kali ini adalah yang terbesar sejak unjuk rasa prodemokrasi terjadi pada 2014. Sejumlah kandidat bersaing memperebutkan kursi Dewan Legislatif (LegCo), di tengah meningkatnya kekhawatiran Tiongkok semakin memperkuat cengkeramannya terhadap Hong Kong, wilayah semiotonom.
Terdapat antrean cukup panjang di beberapa tempat pemungutan suara. Pemilu berlangsung empat jam lebih lama dari perkiraan, karena baru berakhir sekitar pukul 02.30.
Tingkat keikutsertaan warga mencapai 60% dari total 3,7 juta pemilih. Tahun lalu, keikutsertaan warga Hong Kong hanya 53%.
"Jumlah orang yang mengikuti pemilu tahun ini telah memecahkan rekor," ujar kepala Komisi Pemilihan Umum Hong Kong Barnabus Fung kepada awak media.
Penghitungan suara mulai dilakukan setelah lewat pukul 03.00. Hasil penghitungan sementara hingga pukul 05.30 memperlihatkan kemenangan bagi aktivis muda lokal yang ingin lebih menjauhkan diri atau bahkan terlepas sepenuhnya dari Tiongkok.
Namun hampir mustahil kubu prodemokrasi akan menjadi suara mayoritas di Legco. Itu karena 30 dari total 70 kursi LegCo dipilih oleh sejumlah kelompok khusus yang merepresentasikan sektor bisnis dan sosial. Kelompok khusus itu sebagian besar pro-Beijing. Hanya 40 kursi yang benar-benar dipilih publik Hong Kong.
Hong Kong diserahkan ke Tiongkok oleh Inggris pada 1997 di bawah perjanjian "satu negara, dua sistem" yang bertujuan melindungi semangat kebebasan dan otonomi parsial yang sudah berlangsung selama 50 tahun. Namun, banyak aktivis muda Hong Kong meyakini perjanjian tersebut sudah runtuh. (MTVN/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved