Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SEJUMLAH kasus tengah dihadapi warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
Kasus penyanderaan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina, penangkapan dua mahasiswa di Turki, dan calon jemaah haji Indonesia yang ditangkap karena menggunakan paspor Filipina.
Pertanyaan tersebut dilontarkan anggota DPR saat Rapat Dengar Pendapat dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno L Marsudi di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.
Menlu Retno menegaskan pihaknya sedang berupaya melakukan langkah-langkah diplomasi.
"Kalau soal Abu Sayaff, kita sudah menyepakati patroli bersama antara TNI, Malaysia, dan Filipina. Ke depan kapal-kapal yang berlayar ke Filipina Selatan sudah dilengkapi dengan pengamanan," jelas Retno.
Ia menegaskan pihaknya akan melakukan hal yang sama dalam persoalan calon jemaah haji yang menggunakan paspor Filipina.
"Tentu kita akan menjajaki negara-negara mana, misalnya, di ASEAN yang mendapat kuota haji yang bisa kita pakai. Itu jadi perhatian kami ke depan," jelasnya.
Terkait beberapa mahasiswa Indonesia di Turki yang menerima beasiswa dari yayasan yang terkait Fethullah Gulen, tokoh yang dituduh dalang kudeta yang gagal di Turki.
Retno mengatakan pihaknya berupaya agar mereka bisa melanjutkan studinya di Turki atau memilih balik ke Tanah Air.
Dalam rapat dengar pendapat itu, sejumlah anggota DPR mempertanyakan upaya pencegah yang dilakukan pemerintah.
"Yang terjadi sekarang, pemerintah bergerak saat ada kejadian dan ini berulang-ulang terus. Padahal, bisa dicegah melalui upaya diplomasi," kata Andreas Hugo Parera, anggota Komisi I DPR.
Satu mahasiswa ditangkap
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu RI, Lalu M Iqbal, membenarkan informasi penangkapan lagi satu mahasiswa Indonesia di Ankara, Turki.
"Betul bahwa pada 26 Agustus seorang mahasiswa kita berinisial SI ditahan oleh otoritas Turki, yang bersangkutan ialah mahasiswa pada Middle East Technical University, Ankara," ungkapnya.
Lalu mengatakan SI ditangkap pada saat aparat keamanan melakukan penggeledahan rumah yang dikelola yayasan yang terkait dengan kelompok FETO atau organisasi yang terkait gerakan Fethullah Gulen.
Rumah itu telah diawasi sejak lama dan diduga digunakan sebagai tempat aktivitas pihak yang terkait kelompok itu.
"Yang bersangkutan tinggal di rumah tersebut bersama satu orang mahasiswa Indonesia lainnya yang saat penangkapan sedang magang di kota lain," tambah Iqbal.
Sebelumnya, SI telah dihubungi tim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara dan PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) cabang Ankara untuk segera meninggalkan rumah itu, tetapi tidak dihiraukan.
Pada saat pemeriksaan di kantor polisi, SI telah didampingi pengacara.
Sementara itu, prapersidangan akan dilaksanakan pada 6 September 2016 apabila semua dokumen atau barang bukti telah lengkap.
Retno mengatakan telah meminta KBRI Ankara untuk terus koordinasi dalam mengupayakan pembebasan SI.
Informasi mengenai tertangkapnya SI disampaikan saat rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR. (Ire/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved