Korut Tembakkan Rudal dari Kapal Selam

Thomas Harming Suwarta
25/8/2016 06:30
Korut Tembakkan Rudal dari Kapal Selam
(AP/AHN YOUNG-JOON)

KENDATI dikecam dunia internasional, Korea Utara (Korut) tidak merasa jera dan kembali melakukan uji coba rudal.

Kali ini, negara berideologi sosialis itu menembakkan rudal dari sebuah kapal selam atau SLBM.

Rudal itu melesat dan menjangkau 500 km dan jatuh di Laut Jepang.

Sejumlah pengamat persenjataan menyebut uji coba rudal tersebut sebagai ambisi Pyongyang yang ingin mengembangkan senjata nuklir di masa mendatang.

Korut tampaknya ingin membuktikan diri menjadi negara yang tidak mudah ditekan negara lain, terutama Amerika Serikat (AS) dan para sekutu mereka.

Staf gabungan angkatan bersenjata Korea Selatan (Korsel) menyebutkan jarak rudal yang ditembakkan tersebut melebihi jangkauan SLBM sebelumnya.

Uji coba tersebut menunjukkan Korut telah melakukan kemajuan yang signifikan dalam kemampuan teknis rudal mereka.

Dengan fakta yang baru tersebut, sistem SLBM Korut telah menjadi ancaman baru dan nyata.

Bahkan, dengan kemajuan tersebut, negara seteru Korsel tersebut bisa mengembangkan rudal yang bisa mencapai dan bahkan melampaui wilayah Semenanjung Korea.

"Meskipun masih banyak pertanyaan yang meragukan tentang detail uji coba ini, tapi tampaknya tes itu telah berhasil," kata Jeffrey Lewis, Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur dari Middlebury Institute of International Studies di California, AS.

Lewis mengakui bahwa Korut masih terus mengembangkan senjata rudal mereka, termasuk SLBM.

Namun, ia mengakui bahwa kemampuan militer negara yang dipimpin Kim Jong-un itu telah maju secara signifikan.

Kantor berita Korsel, Yonhap, mengutip sumber militer, mengatakan bahwa peluncuran uji coba rudal pada Rabu (24/8) itu telah dibuat dengan sudut tembak tertentu untuk membatasi jangkauan rudal.

Jika ditembakkan pada sudut optimal, tidak tertutup kemungkinan rudal bisa menjangkau lebih dari 1.000 kilometer.

Sebelumnya, Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jelas telah melarang Korut untuk mengembangkan dan menggunakan teknologi rudal balistik.

Akan tetapi, Pyongyang mengabaikan dan berge-ming serta terus melakukan uji coba nuklir berulang kali.

Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengatakan peluncuran rudal Korut itu melanggar zona identifikasi pertahanan Udara Jepang.

'Negeri Matahari Terbit' mengutuk dan menegaskan bahwa aksi Korut merupakan tindakan yang tidak dapat dimaaafkan.

Uji coba Korut dilakukan hanya beberapa hari setelah Pyongyang mengecam latihan militer tahunan dua negara seteru mereka, Korsel dan AS, dengan nama Ulchi Freedom sejak Senin (22/8) lalu.

Seoul dan Washington berkeras bahwa latihan militer bersama tersebut murni untuk pertahanan. Latihan tersebut telah dilakukan secara rutin setiap tahu.

Sebaliknya, Pyongyang memandang latihan militer itu sebagai aksi provokasi dan latihan simulasi menyerang negara Korut.

Tak mengherankan, setiap Korsel-AS melakukan latihan militer, Korut juga melakukan uji coba rudal.


Tiongkok menentang

Menteri Luar Negeri (Menlu) Tiongkok Wang Yi menentang pengembangan nuklir dan rudal negara sekutu mereka, Korut.

Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah Pyongyang melakukan uji coba peluncuran rudal balistik SLBM.

Menurutnya, tindakan itu memicu ketegangan di Semenanjung Korea.

"Tiongkok menentang setiap tindakan yang melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 2270," jelas Wang.

Menlu Korsel Yun Byung-se mengungkapkan situasi makin serius karena kemampuan Korut mengembangkan rudal nuklir dan balistik serta peluncuran dari SLBM.

"Kami tidak pernah bisa menerima tindakan provokatif Korut. Pada pertemuan hari ini, kami menegaskan bahwa Jepang, Tiongkok, dan Korsel akan memanggil Korut untuk menahan diri dan mematuhi resolusi PBB," ujar Menlu Jepang Fumio Kishida. (AFP/Thas/Ire/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya