Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DARI hari ke hari, kehidupan Sri Budi Setyowati Sudardi, 42, tidak pernah lepas dari rasa cemas. Ia terus dihantui ketakutan dan bahkan keselamatan dirinya bersama anak semata wayangnya, Muhanad, 4, pun tidak pasti.
Saat ini, Sri dan balitanya berada di Distrik Qaterji, Aleppo, Suriah, yang sama dengan tempat tinggal Omran Daqneesh, 5.
Omran ialah bocah yang foto dan videonya telah menghentakkan dunia setelah diselamatkan dari reruntuhan rumah orangtuanya yang dihantam roket dari jet tempur militer Suriah yang dibantu militer Rusia.
Kondisi Omran sangat mengenaskan. Tubuh mungilnya tertutup oleh debu bangunan yang hancur. Darah merah yang mengering melekat pada sebagian wajahnya. Serangan jet tempur pasukan Bashar al-Assad ke Aleppo itu telah merenggut puluhan warga sipil.
Selang beberapa hari setelah peristiwa serangan udara keji itu, Sri bergegas melaporkan kondisinya ke Kantor Konsulat Indonesia cabang Aleppo. Ia memohon agar bisa dipulangkan segera ke Tanah Air.
Ia tidak pernah membayangkan bisa terjebak di wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak termasuk kelompok militan Islamic State (IS).
“Saya pertama kali masuk ke Aleppo pada 2003. Kondisinya masih aman. Aleppo itu kota terbesar dan makmur di Suriah, tapi sejak konflik berkecamuk pada 2012, kondisinya berubah drastis,” ujar Sri saat dihubungi via telepon, kemarin.
Sri datang ke Suriah sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Dalam perjalanannya, Sri menikah dengan pria setempat yang bekerja sebagai sopir taksi.
“Perasaan saya waswas setiap saat. Khawatir mortir yang ditembakkan pemberontak jatuh di rumah atau lingkungan sekitar. Anak saya, Muhanad, juga tidak bebas bermain,” tuturnya.
Sejak awal 2006, Sri menuturkan sangat sulit untuk mendapatkan dan memenuhi kebutuhan pokok. Air, listrik, gas, dan makanan menjadi barang langka dan mahal. “Kami sering tidak mandi selama sepekan atau baru mendapatkan stok makanan baru setelah beberapa lama,” keluhnya.
Sri sebetulnya sudah lama ingin keluar dari Aleppo. Tanpa konflik saja, ia tak betah. Anak laki-lakinya itu kerap dipukuli majikannya dan suaminya. Dengan situasi kian mencekam, tak ada alasan bagi Sri untuk bertahan.
Namun, pulang ke tanah kelahiran dan meninggalkan Aleppo tidak mudah. “Apalagi majikan saya menahan saya cukup lama. Berkat bantuan dari Konsuler KBRI Damaskus saya ditarik ke shelter KBRI Damaskus.”
Sri diantarkan petugas KBRI dari Aleppo ke Damaskus dengan mobil kedutaan. Bersama Sri, ada 10 TKI lainnya yang ikut ditarik, termasuk juga Nani dan anaknya, Muhammad, 3.
“Saya lega dan bersyukur sekali. Harapan saya ya ingin pulang. Saat ini KBRI Damaskus tengah memperjuangkan hak-hak saya terkait dengan majikan, termasuk juga dokumen administrasi.” (Nurulia Juwita/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved