Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah siap menyalurkan sejumlah bantuan kemanusiaan ke Kota Allepo. Namun, PBB juga berharap komitmen dari semua pihak, tidak hanya Rusia yang sudah menyatakan kesiapan gencatan senjata, untuk menjamin proses pemasokan bantuan kemanusiaan berjalan lancar.
“Untuk sementara ini, (Rusia) sudah menyatakan komitmen mereka yang positif, tapi ini tidak akan berjalan apabila hanya sepihak, tetapi dari semua pihak yang ada di Suriah yang terlibat dalam konflik selama ini,” ujar Kepala Pengaturan Bantuan Stephen O’Brien di hadapan Dewan Keamanan PBB, kemarin.
O’Brien juga menegaskan bahwa bantuan sudah dapat disalurkan setelah mendapat lampu hijau selama kurang lebih 48-72 jam. “Setelah mendapatkan kepastian, kita dapat mulai bergerak mengirimkan bantuan dalam waktu 48 sampai 72 jam.”
O’Brien mengatakan, selama kurun waktu Agustus ini, tidak ada pasokan bantuan yang dikirimkan karena ketiadaan akses masuk lantaran pertempuran antarkedua kubu masih berkecamuk. Padahal, hampir 1 juta warga sipil terkepung karena adanya pertempuran itu.
“Saya marah, saya sangat marah,” kata O’Brien. “Pembantaian yang terjadi di Suriah ini sudah benar-benar menjadi dosa besar. Sangat tak berperikemanusiaan.”
Sebelumnya, pada pekan lalu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon sudah mengingatkan adanya bencana kemanusiaan di Aleppo dan mendesak Rusia serta Amerika Serikat untuk segera mencapai kesepakatan gencatan senjata di Kota Allepo yang menjadi pusat pertempuran dan tempat-tempat lain di Suriah.
Allepo sebagai kota terpadat dan menjadi kota perdagangan terbesar di Suriah telah menjadi pusat konflik sejak pertikaian meletus pada Maret 2011.
Akibat pertempuran yang tidak kunjung usai antara kelompok pemberontak dan pasukan pemerintah pimpinan Presiden Bashar al-Assad, berbagai fasilitas publik seperti listrik dan air bersih mengalami kerusakan karena pengeboman. Kurang lebih 2 juta warga sipil mendiami kota itu dan saat ini terancam krisis kemanusiaan apabila perang tidak kunjung dihentikan.
Siap bertemu
Terkait dengan hal itu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pun sudah membahasnya dan mereka sepakat akan melakukan pertemuan lanjutan.
Kerry mengatakan pertemuan dengan Rusia terkait dengan situasi di Suriah sangat mungkin terjadi. Kerry berharap itu bahkan ‘sangat mungkin’.
Washington dan Moskow selama beberapa minggu telah membangun kerja sama militer untuk melawan kelompok Islamic State di Suriah.
“Kami memang terlibat dalam pembicaraan sekarang ini dan harapan saya kami bisa mencapai kesepakatan pada akhirnya,” kata Kerry kepada wartawan saat berkunjung ke Kenya.
“Pada hari-hari berikutnya, tim kami akan bertemu, minggu ini, dan tergantung di mana diskusi-diskusi dilaksakan. Itu sangat mungkin, bahkan mungkin Menteri Luar Negeri Lavrov dan saya akan bertemu,” katanya. “Tergantung di mana kita berada dalam beberapa hari mendatang,” sambung Kerry. (AFP/Ths/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved