Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SEDIKITNYA 10 orang tewas dalam dua ledakan bom mobil yang terjadi di Galkayo, Somalia, Minggu (21/8) waktu setempat.
Kelompok militan Al-Shabaab mengklaim sebagai pelaku peledakan tersebut.
"Terjadi dua ledakan bom mobil yang menargetkan gedung pemerintah setempat. Lebih dari 10 orang dilaporkan tewas," kata kepala polisi setempat, Mohamed Abdiqani.
Saksi mata bernama Hassan Abdukadir melihat belasan tubuh tergeletak dengan luka bakar.
"Sangat mengerikan. Bom pertama berasal dari sebuah truk bermuatan penuh bahan peledak, sedangkan bom lainnya berasal dari sebuah minibus," katanya.
Kelompok Shabaab menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pernyataan itu mereka kirimkan via telegram.
"Setidaknya 30 orang, termasuk personel militer dan pegawai pemerintah, tewas," kata mereka.
Kelompok militan tersebut bukan kali pertama menyerang gedung instansi pemerintah maupun militer Somalia.
Pada Maret lalu, gerilyawan militan itu menyerbu hotel di Galkayo dan membunuh enam orang, termasuk salah seorang pejabat tinggi setempat.
Pada Juni, Hotel Ambassador yang menjadi target serangan mereka. Kala itu, 10 orang tewas akibat sebuah bom mobil dan berondongan senjata gerilyawan.
Awal Agustus, dua mobil yang berisikan penuh bahan peledak menabrak sebuah kantor polisi di pusat Kota Mogadishu dan menewaskan empat orang.
Sehari sebelumnya, serangan bom juga terjadi di Bandara Mogadishu serta bangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Gedung Uni Afrika yang menewaskan 13 orang.
Sebagai kelompok sempalan Al-Qaeda, jaringan itu telah menjadikan pemerintah Somalia sebagai musuh lantaran memerangi kaum militan dan berpihak kepada asing.
Mereka juga mengancam bakal mengganggu jalannya pemilu di negeri itu yang sedianya dijadwalkan pada September atau Oktober mendatang.
Terkait dengan pelaksanaan pemilu yang ditunda, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengungkapkan kekecewaan pada Jumat (19/8) lalu.
PBB mendesak masyarakat internasional agar mendorong pemerintah Somalia menjadwal ulang pelaksanaan pemilu dengan alasan kondisi keamanan.
Kelompok Shabaab sebenarnya telah diusir keluar dari Mogadishu, ibu kota Somalia, oleh tentara gabungan Afrika lima tahun lalu.
Namun, kelompok garis keras itu kembali mengacau di Somalia dengan melancarkan sejumlah serangan ke hotel, restoran, hingga instansi pemerintah maupun markas militer.
Kelompok militan itu menebar teror di Kenya.
Sejumlah analis memperkirakan jaringan kelompok garis keras tersebut bisa bertambah besar karena memiliki sel di wilayah lainnya, seperti Djibouti, Ethiopia, Tanzania, dan Uganda.(AFP/Dio/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved