Indonesia dan AS Kerja Sama Tangani Bencana

Golda Eksa
22/8/2016 23:07
Indonesia dan AS Kerja Sama Tangani Bencana
(ANTARA FOTO/Serka Mar Kuwadi)

SELURUH prajurit TNI dituntut untuk bisa menjamin kesiapan operasional terkait penanganan bencana di Tanah Air. Selain TNI, pemerintah daerah dan komponen masyarakat juga wajib berpartisipasi aktif guna mendukung misi kemanusiaan tersebut.

Demikian pernyataan Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen Agung Rishdianto seusai upacara pembukaan Pacific Partnership 2016 di Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) II Komando Armada Kawasan Barat, Padang, Sumatra Barat, Senin (22/8).

Latihan bersama Pacific Partnership itu, lanjut dia, dilaksanakan di kapal rumah sakit AS USNS Mercy (T-AH 19). Materi pelatihan yang diberikan, antara lain medical civil action program, engineering civil action program, community relationship, command post exercise, dan sejumlah kegiatan lain yang fokus pada persoalan medis.

"Semoga pelatihan ini menjadi forum dan wahana untuk bertukar pikiran, pengamanan, serta pengetahuan tanpa menghilangkan rasa saling menghargai standar prosedur kedua negara," ujarnya.

Kerja sama pelatihan bilateral itu, lanjut dia, juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pola koordinasi lintas lembaga maupun antar negara saat terjadi bencana alam, termasuk cara menganalisis pascabencana.

Selain membekali TNI dengan pelatihan kesehatan militer berskala internasional, sambung dia, militer AS pun telah membangun shelter pengungsian berikut infrastruktur jalan yang dapat memudahkan masyarakat untuk menuju lokasi aman tersebut.

Pacific Partnership 2016 yang melibatkan 1.200 prajurit TNI diketahui sudah empat kali dilaksanakan di Indonesia. Kegiatan serupa sebelumnya berlangsung di Ambon (2010), Sulawesi Utara (2012), dan Nusa Tenggara Timur (2014).

Agung menjelaskan, alasan pemilihan Kota Padang sebagai tuan rumah Pacific Partnership karena di wilayah tersebut sering terjadi bencana alam. "Karena bagian sensitif itulah yang akhirnya kita memilih Padang sebagai sentral kegiatan ini," terang dia.

Senada disampaikan Wakil Duta Besar AS Brian McFeeters. Katanya, realiasi kerja sama pelatihan tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden AS Barack Obama pada Oktober silam.

"Ini suatu kesempatan kami untuk melihat langsung kemitraan strategis Indonesia dan AS. Kerja sama pelatihan ini adalah buktinya," terang dia.

Brian menegaskan bahwa pasific partnership juga melibatkan personel militer dan sipil dari beberapa negara, seperti Australia, Jepang, Kanada, Selandia Baru, dan Korea Selatan. Upaya penanganan bencana secara kolaboratif itu meliputi pertukaran ahli bidang khusus (SMEE), semisal teknik sipil dan kedokteran. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya