Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DUA warga negara Indonesia (WNI) yang kabur dari penyekapan Abu Sayyaf, yakni Muhammad Sofyan dan Ismail, kini berada di Zamboanga, Filipina.
Mereka menginap di West Mindanao Commando untuk menjalani pemeriksaan oleh aparat keamanan Filipina.
Wartawan Metro TV Desi Fitriani kemarin melaporkan Sofyan diterbangkan dari tempatnya ditemukan dengan menggunakan helikopter Rabu (17/8), sedangkan Ismail menyusul sehari kemudian, kemarin.
Kementerian Luar Negeri Indonesia terus berkoordinasi dengan pemerintah Filipina dalam upaya pembebasan sandera.
Menurut Menlu Retno Marsudi, pemerintah Filipina bersikap responsif dan kooperatif dengan permintaan Indonesia.
"Kami bekerja terus. Tim kami dari KBRI Manila dan KJRI Davao kini sudah berada di Zamboanga untuk mendalami informasi dari Sofyan mengenai apa yang terjadi," kata Retno, kemarin.
Setelah berhasil melarikan diri, Sofyan ditemukan di Desa Barangay Bual, Kota Luuk, Sulu, Filipina, Rabu sore.
Sofyan melarikan diri setelah Abu Sayyaf mengancam akan memenggal lehernya.
Juru bicara militer regional Filipina Filemon Tan mengatakan pasukannya menemukan Sofyan di Kota Luuk, selatan Pulau Jolo.
"Pasukan sedang menjelajahi daerah mencari sandera Indonesia lain ketika dia mengidentifikasi dirinya sebagai korban penculikan."
Menko Polhukam Wiranto berharap lolosnya Sofyan dan Ismail tidak memengaruhi keselamatan 9 WNI yang masih dalam penyekapan Abu Sayyaf.
Wapres Jusuf Kalla menanggapi pernyataan kelompok Abu Sayyaf yang mengancam memenggal sandera WNI jika pemerintah Indonesia tidak membayar tebusan.
"Di mana pun di dunia ini selalu begitu, penyandera mengancam."
Kalla menegaskan pemerintah Filipina tetap menjadi ujung tombak dalam upaya pembebasan 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf.
Pemerintah Indonesia sulit untuk melakukan intervensi.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pun kembali menegaskan pemerintah tidak akan memenuhi permintaan tebusan dari Abu Sayyaf.
"Kalau memang tidak bayar, ya, tidak bayar karena kita bukan bangsa kambing yang mudah diperas," tandas Gatot, kemarin.(Her/Ire/Pol/Deo/Gol/AP/X-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved