Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
MEDIA massa Rusia cukup antusias untuk menjalin kerja sama dengan media di Indonesia. Pertukaran informasi antarmedia kedua negara diharapkan dapat meningkatkan saling pengertian dan membuka peluang di bidang ekonomi. Namun, kesiapan dari kedua pihak masih belum optimal baik secara teknis dan legal.
Hal itu terungkap dari pertemuan dengan pejabat dan pimpinan media massa di Moskow pekan ini. Delegasi Indonesia yang dipimpin Henry Subiakto, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informasi Bidang Media dan Sosial Budaya merupakan bagian dari second track diplomacy untuk meningkatkan kerja sama kedua pihak.
Pemimpin Redaksi Beyond The Headlines untuk Asia, Gleb Fedorov, menjelaskan, medianya memiliki belasan bahasa internasional termasuk Bahasa Indonesia. Kerja sama dengan media di Indonesia penting untuk meningkatkan akses para pembaca yang ingin mengetahui perkembangan Rusia. Namun, katanya, berbeda dengan media besar lainnya, media yang didanai Rossiskaya Gazeta ini fokus kepada berita-berita tentang sosial, budaya, pendidikan, sains, dan teknologi.
Pandangan yang sama terungkap dari Kepala Kerja Sama Internasional Rossiya Segodnya, Vasily Pushkov, yang membuka peluang kerja sama dengan berbagai, media di Indonesia. Menurut Pushkov, model kerja sama dengan Kantor Berita Antara sangat mungkin dilakukan dengan media cetak dan elektronik di Indonesia.
Namun, Rossiya Segodnya lebih berminat melakukan kerja sama yang sifat komersial dalam pertukaran konten media. Pandangan lain dari pertemuan dengan salah satu raksasa media pemerintah Rusia ini mengungkapkan kolaborasi perlu dimulai dari hal-hal yang nonkomersial baru meningkat kepada aspek bisnis dari media.
Sedangkan Alexey Perevoshchikov, penasihat Departemen Hubungan Luar Negeri dari Russian Television and Radio Broascasting Company (RTR) menjelaskan, pihaknya lebih fokus kepada penyampaian berita melalui televisi dan radio ke dalam negeri dalam bahasa Rusia. Kerja sama telah dilakukan dengan CCTV dari Tiongkok dan jaringan media Eropa.
Selain itu, RTR lebih tertarik kerjasama budaya antar negara seperti pernah dilakukan dengan Italia. Berkat model kerjasama ini, 60 ribu wisatawan Rusia datang ke Italia. Sementara itu rekan Alexey, Vladimir Fessik, yang menjadi Kepala Kerja Sama Internasional RTR mengatakan kerja sama dengan Indonesia sebenarnya telah dilakukan melalui Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU). Namun, RTR masih terbuka untuk berbaga proposal kerja sama antarmedia.
Minat untuk kedekatan antara Rusia dan Indonesia juga diungkapkan Wakil Menteri Komunikasi dan Media Massa Rusia Alexei Volin kepada delegasi Indonesia ini. Bangsa Rusia, kata Alexei, sangat mengenal Indonesia dengan nama Presiden Soekarno. Malah Alexei menekankan sebenarnya bangsa Rusia dan Indonesia sudah menjadi sahabat jadi saat ini momentum untuk meningkatkan hubungan di bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Perhatian terhadap Indonesia sebagai pasar media juga disampaikan oleh Alexey Shamarin, Direktur Keuangan Central Partneship, sebuah perusahaan produksi dan distribusi film, anak perusahaan kelompok Gazprom. Alexey menyebutkan produk film Rusia sempat berkembang namun terhenti tahun 2005. Kini Central Partnership menunjukkan minat ekspansi di Indonesia namun masih belum memiliki informasi mengenai situasi perfilman di Indonesia.
Dari perjalanan delegasi Indonesia yang merupakan bagian dari diplomasi nonpemerintah ini terungkap bahwa persepsi dari kedua negara masih belum berubah. Publik Indonesia masih menganggap Rusia seperti Uni Soviet dengan ideologi komunis yang agresif untuk menguasai dunia. Sebaliknya publik Rusia melihat Indonesia seperti era Soekarno dulu serta terbelakang.
Oleh karena itulah Dubes Wahid Supriyadi menilai second track diplomacy yang dimotori oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika ini sangat tepat karena dilakukan dengan keikutsertaan media di Indonesia yang bertemu secara langsung dengan mitranya media Rusia. Partisipasi media dalam membentuk opini di kedua negara akan berpeluang meningkatkan saling pemahaman dan sekaligus mendorong investasi serta kunjungan wisatawan dari kedua belah pihak.
Dubes Wahid juga memprakarsai Festival Indonesia pada 20-21 Agustus 2016 untuk mempromosikan karya seni budaya Indonesia di Taman Hermitage, Moskow. Selain pameran busana Muslim, kerajinan tangan dan produk lainnya, akan ditampilkan pertunjukan Gamelan yang dipimpin Prof Andrik Purwasito dengan penabuh gamelan orang Rusia yang sudah dilatihnya sekitar tiga minggu ini. Festival dengan menghadirkan ratusan pengusaha dan seniman ini diharapkan mampu menarik minat 60.000 pengunjung Rusia.
Delegasi Indonesia bagian dari second track diplomacy ini dipimpin Henry Subiakto, Staf Ahli Menkominfo Bidang Media dan Sosbud, anggota delegasi Direktur Layanan Informasi Internasional Kemenkominfo, Selamatta Sembiring, Kepala Sub Direktorat Layanan Informasi Perwakilan Negara Asing dan Lembaga Internasional Kemenkominfo, Hypolitus Layanan, serta perwakilan media. Ikut dalam rombongan ini, jurnalis senior Metro TV Asep Setiawan, jurnalis senior LKBN Antara Mohamad Antoni, Try Harijono dari harian Kompas, Budi Nugroho dari RRI, dan Sugiarto Prasetyo dari TVRI. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved