Militer Thailand Tahan 15 Orang Terduga Pelaku Bom

Indah Hoesin
18/8/2016 18:24
Militer Thailand Tahan 15 Orang Terduga Pelaku Bom
(AFP)

JUNTA militer Thailand menahan sedikitnya 15 orang di barak militer pada Kamis (18/8) karena diduga menjadi pelaku serangkaian serangan bom dan pembakaran di kawasan pariwisata pekan lalu.

Sampai saat ini belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangan bom yang melanda kota wisata di selatan Thailand minggu lalu yang menewaskan empat orang dan melukai ratusan lainnya, termasuk wisatawan asal Eropa.

Pihak berwenang masih merahasiakan terkait motif serangan atau identitas orang-orang yang ditahan. Namun, polisi dan militer dengan segera mengesampingkan motif terorisme internasional dengan mengatakan pelaku ialah orang lokal.

"Pihak berwenang telah menahan 17 orang di barak spesial 11th Army Cirle di Bangkok, tetapi kami telah membebaskan dua orang," ujar Kolonel Burin Tongprapai, penasihat hukum petinggi junta militer.

Serangkaian bom yang terjadi bersamaan dengan hari ulang tahun Ratu dan hanya beberapa hari setelah konstitusi kontroversial junta militer lolos referendum itu terlihat menyasar sektor pariwisata Thailand.

Sektor pariwisata menyumbang 10% produk domestik bruto (PDB) Thailand dan menjadi salah satu dari sedikit sektor ekonomi yang bersinar di bawah kekuasaan junta militer.

Barak tempat para terduga ditahan merupakan penjara militer spesial yang dibentuk setelah junta berkuasa untuk menahan pelaku berstatus tinggi.

Dua mantan pembantu putra mahkota Thailand yang ditangkap karena pencemaran nama baik kerajaan ditahan di barak tersebut sebelum akhinya meninggal dunia.

Dua orang warga negara Tiongkok yang dituduh terlibat dalam serangan bom di kuil agama di Bangkok yang menewaskan 20 orang juga ditahan disana.

Sementara itu, kelompok hak asasi manusia lokal mengatakan lebih dari ratusan orang ditahan tanpa diberikan akses pengacara sejak serangan tersebut terjadi dan mendesak untuk dilakukan investigasi yang transparan. (AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya