Wakil Dubes Korut untuk Inggris Membelot ke Korsel

Antara
17/8/2016 23:15
Wakil Dubes Korut untuk Inggris Membelot ke Korsel
(AP/Ahn Young-joon)

WAKIL Duta Besar Korea Utara untuk Inggris Thae Yong-ho membelot bersama keluarganya ke Korea Selatan dan menjadikannya diplomat tertinggi Pyongyang keluar dari penguasa terkucil itu untuk bergabung dengan Korsel, kata Seoul, Rabu (17/8).

Kementerian Penyatuan di Seoul menolak mengatakan kapan atau bagaimana Thae dan keluarganya tiba atau berapa banyak keluarga mendampinginya.

Thae membelot karena tidak puas dengan penguasa Kim Jong-un di Korut dan demi masa depan anaknya, kata juru bicara kementerian itu, Jeong Joon-hee, dalam jumpa pers.

Tidak jelas apakah Jeong merujuk pada lebih dari seorang anak. "Kami tahu bahwa Wakil Dubes Thae mengatakan bahwa rasa tidak sukanya pada rezim Kim Jong Un dan kerinduannya pada sistem demokrasi bebas Republik Korea serta masa depan anaknya adalah motif pembelotan itu," kata Jeong, merujuk pada Korsel, dan menambahkan bahwa Thae serta keluarganya kini berada di bawah perlindungan pemerintah.

Korut yang miskin dan Korsel yang lebih makmur secara teknis masih dalam kondisi perang, setelah konflik 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Pengumuman itu dibuat sehari setelah media memberitakan bahawa seorang tokoh diplomat Korut, yang kemudian diidentifikasikan oleh BBC sebagai Thae, telah membelot.

Dengan mengutip sumber tidak disebutkan namanya, harian Korsel JoongAng Ilbo mengatakan diplomat itu keluar membelot 'dengan rencana yang cermat' dan dalam proses 'mendarat di negara ketiga sebagai pencari suaka'. Pejabat Kedubes Korut di London tidak memastikan pembelotan itu pada Selasa dan menyebutkan pemberitaan itu 'agak mendadak'.

"Jika memang sesuai untuk memberi tanggapan, anda akan mendengar tanggapan kami," kata pejabat tersebut kepada Reuters.

Setelah itu, panggilan telepon ke kedutaan tidak dijawab lagi. Telepon seluler Thae dialihkan ke kotak suara.

Kantor Persemakmuran dan Asing Inggris tidak memberikan komentarnya menyusul pengumuman Korsel itu. Pembelotan Thae dilakukan menyusul serangkaian aksi serupa oleh warga Korut, termasuk 12 pelayan di restoran Korut di Tiongkok yang membelot ke Korsel sebelumnya tahun ini.

Pelayan restoran itu menyelesaikan masa penyelidikan dan masuk ke masyarakat normal, kata pejabat Kementerian Penyatuan Korsel pada Rabu.

Jumlah pembelotan oleh warga Korut ke Korsel pada 2016 hingga Juli total mencapai 814 orang, meningkat 15%, kata pejabat kementerian. Beberapa diplomat Korut membelot ke Korsel dalam dua tahun terakhir, termasuk seorang dari Thailand, kata Kantor Berita Korsel, Yonhap, Rabu, mengutip sumber yang memahami masalah Korut.

Secara keseluruhan, jumlah pembelot, sebagian besar dari kawasan dekat perbatasan Korut dengan Tiongkok, turun sejak Kim Jong Un, diktator generasi ketiga, mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya pada akhir 2011.

"Gambaran lebih besar adalah, meski jumlah pembelotan per tahun menurun di bawah Kim Jong Un, pembelotan politik dan penting secara strategis bertambah," kata Sokeel Park dari LiNK, LSM yang bekerja sama dengan para pembelot.

Korut semakin terisolasi setelah melancarkan uji nuklir keempat pada Januari 2016 dan sejumlah peluncuran rudal balistik tahun ini, yang menyebabkan Dewan Keamanan PBB memperketat sanksinya.

Di antara banyak tanggung jawabnya, Thae juga dikenal baik oleh media Inggris, bertindak sebagai kontak utama di kedutaan bagi koresponden Inggris untuk bepergian ke Pyongyang. Thae tinggal di atau dekat Kedubes Korut, yang berada di Gunnersbury, kawasan pinggiran London barat yang teduh. Ia sering bicara dalam acara-acara kiri-jauh, termasuk pertemuan partai komunis Inggris dan ia berpidato berapi-api membela Korut.

Anak lelaki Thae, Thae Kum Hyok, yang juga dikenal sebagai 'Kum Thae', ialah siswa Sekolah Menengah Acton, tidak jauh dari kedutaan. Masa sekolah berakhir pada 22 Juli, kata laman tersebut, hampir bersamaan dengan saat Thae diduga membelot.

Anak lelakinya, 19, belajar ilmu matematika dan komputer di Imperial College, London, kata salah seorang teman sekolahnya seperti dikutip harian Guardian.

Thae Yong-ho yang dikenal ramah dan berbudi bahasa, mempunyai pengalaman lebih dari 10 tahun sebagai diplomat di bidang isu-isu terkait Inggris dan Uni Eropa.

Arsip Parlemen Eropa menyebutkannya sebagai diplomat yang bermarkas di London yang bergabung dengan delegasi Korut ke Brussels. Gayanya yang terukur berlawanan dengan retorika bombastis yang sering digunakan oleh propaganda Pyongyang, meskipun pada beberapa acara ia menyanyikan paduan suara Tentara Merah yang revolusioner.

Dalam berhubungan dengan media, Thae juga berbicara terbuka mengenai peliputan media negara terisolasi tersebut, termasuk selera media terhadap cerita-cerita sensasional mengenai Korut.

"Saya tidak menyalahkan wartawan," kata Thae dalam pidato di sebuah toko buku sayap kiri London pada akhir 2014. "Jika mereka menyiarkan (Korut) apa adanya, penyunting stasiun TV dan koran akan mengubahnya," katanya, "Semakin mengerikan, semakin mengejutkan sebuah artikel, yang mereka ciptakan, semakin mereka dibaca oleh masyarakat Inggris."

Hasil pencarian dalam talian, anak lelaki Thae adalah seorang yang keranjingan gim, dan sepanjang 2015 lalu bermain CounterStrike selama 368 jam, dengan nama 'North Korea is Best Korea'. Akun tersebut terakhir kali aktif pada 13 Juli 2016. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya