Diplomasi Jalur Kedua, Membangun Kepercayaan RI-Rusia

Asep Setiawan
15/8/2016 20:30
Diplomasi Jalur Kedua, Membangun Kepercayaan RI-Rusia
(AFP PHOTO / YURI KADOBNOV)

TRADISI melakukan diplomasi jalur kedua (second track diplomacy) yang dirintis Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Indonesia dilanjutkan tahun ini dengan menghadirkan delegasi beranggotakan beberapa media ke Moskow, Rusia, pekan ini.

Tujuan second track diplomacy ke Rusia ialah untuk membangun citra positif Indonesia melalui non-state actor seperti media, tokoh masyarakat, budayawan, dan seniman.

Kehadiran diplomasi jalur kedua ini dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata, investasi, dan perdagangan ke Indonesia.

Rusia sebagai negara ekonomi terbesar ke-10 di dunia perlu didorong untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Selama tiga hari mulai Selasa (16/8), delegasi akan menemui sejumlah pimpinan pemerintah dan tokoh media massa Rusia.

Delegasi ini dipimpin Henry Subiakto, Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Media dan Sosial Budaya, anggota delegasi Direktur Layanan Informasi Internasional Kemenkominfo, Selamatta Sembiring, Kepala Sub Direktorat Layanan Informasi Perwakilan Negara Asing dan Lembaga Internasional Kemenkominfo Hypolitus Layanan, serta perwakilan media.

Sebagai narasumber, Staf Ahli Menko Perekonomian Bidang Pengembangan Daya Saing Nasional Bambang Adi yang akan memaparkan 13 kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia. Delegasi ini akan bertemu antara lain Wakil Menteri Komunikasi dan Media Massa Rusia Volin AK, Wakil Direktur Redaksi Rossyskaya Gazeta, dan TV Russia Today.

Dari pertemuan dengan pemegang kunci di media Rusia ini diharapkan dapat membangun hubungan yang lebih luas dalam berbagai bidang.

Sementara itu, anggota delegasi media dari Indonesia antara lain jurnalis senior Metro TV Asep Setiawan, jurnalis senior LKBN Antara Mohamad Antoni, Try Harijono dari harian Kompas, Budi Nugroho dari RRI, dan Sugiarto Prasetyo dari TVRI.

Pada 2014, Dirjen Kemenkominfo Freddy Tulung saat kunjungan ke Moskow menjelaskan second track diplomacy bertujuan mendukung first track diplomacy yang dilakukan Kedutaan Besar RI. Saat itu, Kemkominfo mengikutkan dua pakar dan pimpinan media massa.

Kemudian Maret 2015, sebagai kunjungan balasan Wakil Menteri Telekomunikasi dan Komunikasi Rusia Alexei K Violin berdialog dengan media massa di Jakarta untuk meningkatkan hubungan kedua negara.

Diplomasi yang melibatkan sejumlah segmen masyarakat termasuk media massa dianggap ikut memberikan kontribusi dalam menciptakan saling percaya diantara Indonesia dan Rusia. Kedekatan publik ini sudah diketahui dapat memberikan pengaruh pada perbaikan kedua negara. Hal ini terlihat dengan peningkatan kerja sama kedua negara dalam beberapa tahun terakhir.

Januari 2016, Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Djauhari Oratmangun menjelaskan Indonesia berhasil mencapai berbagai titik penting dalam hubungan bilateral dengan Rusia selama beberapa tahun terakhir.

Tahun 2012 dan 2013, kerja sama bidang politik ditandangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Vladimir Putin. Pertemuan serupa juga dilakukan pada 2014 dan 2016 antara Presiden Joko Widodo dan Putin.

Sementara itu, di bidang ekonomi, nilai perdagangan Indonesia-Rusia pada 2015 mencapai US$3,5 miliar.

Angka ini antara lain didapat dari rencana investasi pembangunan jalan kereta api Kalimantan Timur dan technopark. Proyek pembangunan rel kereta api di Kalimantan yang telah direncanakan sejak Mei 2013 lalu telah resmi dimulai pada 19 November 2015 dan akan diperkirakan selesai pada 2019.

Proyek sepanjang 203 kilometer tersebut akan menghubungkan Kutai Barat, Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Balikpapan. Jalur kereta api tersebut nantinya akan digunakan baik untuk kereta api penumpang maupun angkutan barang.

Dalam pertemuan Jokowi dengan Putin Mei 2016 disela-sela menghadiri KTT ASEAN-Rusia ditandatangani berbagai nota kesepahaman (Mou) antara lain mengenai pemberantasan penangkapan ikan ilegal, kerja sama pertahanan, kerja sama pengarsipan, program kerja sama bidang kebudayaan, dan kerja sama bidang perdagangan.

"Saya dan Putin sepakat memperkuat kerja sama di bidang pertahanan. Tadi juga kita bahas kerja sama di bidang alih teknologi, bidang produksi bersama, dan pendidikan serta pelatihan," demikian kata Jokowi di Sochi, Rusia. (MetroTV/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya