Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
INDONESIA dan Amerika Serikat melanjutkan pembahasan pembentukan Dewan Agama dan Pluralisme (Council on Religion and Pluralism) yang dicetuskan dalam pertemuan Presiden Barack Obama dan Presiden Joko Widodo di Amerika Serikat, Oktober 2015 lalu.
Sebanyak 30 perwakilan dari kedua negara menghadiri pertemuan terkait pembentukan dewan itu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kemarin.
Mereka terdiri atas perwakilan negara, pemuka agama, dan tokoh masyarakat. Mereka melakukan pembahasan dan memberi masukan untuk kedua negara terkait persoalan agama dan toleransi.
David Merrill, Presiden The United States-Indonesia Society (Usindo), menjelaskan pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman agama dan toleransi di kedua negara.
Melalui pertemuan ini, katanya, kedua negara bisa mempromosikan persoalan tersebut kepada rakyat masing-masing.
“Memahami bagaimana iklim keberagamaan di Indonesia dan Amerika Serikat dan mempromosikannya di kedua negara,” kata Merrill pada pembukaan pertemuan Council on Religion and Pluralism, kemarin.
Direktur Wahid Institute, Yenni Wahid, di sela-sela pertemuan mengatakan tradisi toleransi dan Islam moderat membuat Indonesia dipandang oleh negara-negara maju sebagai negara yang mampu mengelola kebinekaan.
Karena itu, kata Yenni, Indonesia diminta untuk berperan lebih aktif dalam mempromosikan tradisi toleransi dan Islam moderat itu ke negara lain.
“Banyak yang ingin belajar bagaimana Indonesia bisa mengelola kebinekaan. Ada kehausan dari dunia agar Indonesia lebih berperan untuk mempromosikan kebinekaan tersebut,” papar putri kedua mantan Presiden keempat RI itu.
Yenni melanjutkan, meskipun masih banyak tantangan dalam persoalan toleransi di Indonesia, kerja sama ini merupakan keuntungan tersendiri bagi Indonesia untuk mengambil peran lebih besar dalam mempromosikan budaya toleransi, ramah, dan kebinekaan.
“Kita bisa mengedukasi masyarakat Amerika tentang Islam bahwa Islam di Indonesia berbeda, bahwa muslim tidak semua teroris, muslim tidak semua IS. Coba lihatlah muslim di Indonesia dan bagaimana kita bisa memfasilitasi kebinekaan,” ujarnya.
“Itu prinsip dasar kemajemukan. Jadi, itu yang ingin kita bawa ke publik Amerika. Council inilah nanti yang akan mempromosikan itu,” lanjut Yenni.
Selain mempromosikan persoalan toleransi, kebinekaan dan gotong royong, Indonesia juga bisa belajar terkait konstitusi kebebasan beragama di Amerika.
Di Negeri Paman Sam itu, menurut Yenni, penghormatan jaminan konstitusi terhadap umat beragama dan minoritas sangat kuat.
Ini berbeda dengan Indonesia. Dari sudut pandang negara, jaminan kebebasan beragama di Indonesia masih sangat kurang. (FU/I-2).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved