Rumah Sakit Quetta Dibom 63 Orang Tewas

Ihs
09/8/2016 06:20
Rumah Sakit Quetta Dibom 63 Orang Tewas
(AP/Arshad Butt)

SEBUAH bom bunuh diri meledak di rumah sakit milik pemerintah di Quetta, selatan Pakistan, kemarin.

Serangan itu menewaskan 63 orang dan melukai ratusan orang.

Belum ada kelompok yang bertanggung jawab atas serangan itu.

Serangan terjadi saat sekitar 100 pengacara Pakistan tengah berada di rumah sakit yang terletak di pusat Kota Quetta, ibu kota Provinsi Baluchistan.

Mereka sedang memberikan penghormatan terakhir pada pengacara terkenal, Bilal Kasi, yang tewas ditembak seorang pria tak dikenal, kemarin pagi, saat dalam perjalanan ke kantor.

Sejumlah saksi mata menggambarkan situasi mengerikan setelah serangan bom bunuh diri itu.

Bagian-bagian tubuh korban bertebaran dan korban terluka berteriak meminta pertolongan.

Sebuah rekaman video dari stasiun televisi setempat menunjukkan kepanikan di sekitar rumah sakit.

"Ini serangan bunuh diri," ujar Zahoor Ahmed Afridi, seorang petugas senior di kepolisian.

Afridi mengungkapkan pelaku meledakkan bom sesaat setelah mayat Kasi dibawa ke rumah sakit itu.

Dia memperkirakan kedua serangan itu berkaitan.

Direktur Rumah Sakit Sipil, Abdul Rehman, mengatakan serangan bom itu menewaskan 63 orang, dengan korban sebagian besar pengacara.

Selain itu, sambungnya, rumah sakit juga sedang merawat 92 orang yang luka-luka akibat ledakan bom itu.

Salah seorang korban selamat, Waliur Rahman, mengungkapkan korban-korban yang terluka menangis meminta pertolongan.

Rehman yang tengah mengantar ayahnya ke unit gawat darurat hanya berjarak 200 meter dari lokasi.

"Ledakan sangat kuat sehingga kami berdua terjatuh," ujarnya.

Menteri di Provinsi Baluchistan, Sanaullah Zehri, mengatakan kedua serangan itu ialah bagian dari rencana untuk mengganggu kedamaian di provinsi yang telah lama dilanda gerakan separatisme dari suku Baluch.

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, secara keras mengutuk serangan itu dan menyampaikan kesedihan mendalam atas korban yang tewas.

"Siapa pun tidak diizinkan mengganggu kedamaian di provinsi yang telah dipulihkan dengan pengorbanan tak terhitung dari pasukan keamanan, polisi, dan masyarakat Baluchistan," ujar Sharif dalam sebuah pernyataan. (AP/Ihs/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya