Pemberontak Pukul Mundur Pasukan Pemerintah

MI
08/8/2016 09:50
Pemberontak Pukul Mundur Pasukan Pemerintah
(AFP/OMAR HAJ KADOUR)

KELOMPOK pemberontak berhasil meruntuhkan kepungan pasukan pemerintah di Kota Aleppo, Suriah, Sabtu (6/8) lalu. Keberhasilan itu membuat pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia kini berbalik harus bertahan setelah selama tiga minggu mengepung kota itu.

Kelompok oposisi dan Islamic State (IS) melancarkan serangan sengit untuk mengakhiri kepungan pasukan pemerintah di distrik timur Aleppo sejak 31 Juli lalu. Upaya mereka berhasil setelah membuka jalur masuk baru ke kota dari sebelah barat daya.

“Pemberontak telah menguasai Ramussa di tepi barat daya kota sehingga membuka jalur masuk ke Aleppo,” ujar kelompok pemberontak faksi Ahrar al-Sham.

Front Al-Nusra, yang berganti nama menjadi Jabhat Fateh al-Sham setelah melepaskan diri dari Al-Qaeda, juga mengatakan telah merebut 2 sekolah militer dan 3 posisi militer.

Namun, televisi pemerintah melaporkan, Sabtu (6/8) dini hari waktu setempat, militer Suriah telah menguasai sejumlah titik penting dalam kompleks militer di selatan Aleppo yang sebelumnya dikuasai pemberontak.

“Pasukan kami telah menguasai bagian sekolah artileri yang sebelumnya dikuasai. Para teroris kelompok pemberontak mundur dari sekolah persenjataan,” demikian laporan televisi itu dengan mengutip sebuah sumber militer.

Namun, Stasiun Televisi Al-Manar, stasiun televisi kelompok Hezbollah, yang mendukung pasukan pemerintah, menyangkal laporan itu. Pertempuran di selatan Aleppo selalu beriringan dengan kampanye media yang kerap mengeluarkan informasi yang berlawanan.

Pasukan pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak telah berperang untuk menguasai ibukota provinsi itu sejak pertengahan 2012. Akibatnya, kota yang dulunya merupakan pusat perekonomian itu menjadi kota sasaran bom.

Di timur laut Suriah, Pasukan Demokratik Suriah (SDF), kelompok aliansi Arab dan Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS), berhasil meraih kemenangan besar di Kota Manbij setelah berperang sengit melawan IS selama dua bulan.

Manbij telah menjadi kota kunci transit jalur suplai IS dari perbatasan Turki ke Raqa. “Pertempuran masih berlangsung di dekat pusat kota. Kami menguasai 90% Manbij,” ujar juru bicara SDF, Sherfan Darwish.

Kepala Badan Pengawas Hak Asasi Manusia di Suriah, Rami Abdel Rahman, mengatakan lebih dari 700 orang tewas sejak serangan ofensif itu digelar, termasuk 200 orang yang tewas pada Sabtu (6/8).

Sedikitnya 130 penduduk sipil juga tewas, termasuk 7 orang yang menjadi korban serangan pemberontak di Hamdaniyeh. Serangan terbaru di dekat sebuah rumah sakit di barat laut Suriah menewaskan 10 warga sipil, termasuk 3 anak-anak dan 2 perempuan pada Sabtu (6/8). (AFP/Ihs/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya