Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
RATUSAN pendukung mantan Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra, Jumat (5/8), mendatangi pengadilan tempat mantan orang nomor satu ‘Negeri Gajah Putih’ itu disidang dalam kasus dugaan korupsi kebijakan skema subsidi beras yang ia jalankan ketika memerintah Thailand.
Pada kesempatan itu, perdana menteri perempuan pertama Thailand tersebut berseru kepada para pendukungnya untuk memberikan suara dalam referendum konstitusi yang disusun militer.
“Saya mengundang semua rakyat Thailand untuk memberikan suara. Saya tidak ingin hanya sedikit yang hadir. Kalau tidak, hasilnya tidak sesuai dengan yang kita inginkan jika kita ingin demokrasi memiliki masa depan,” ujarnya sebelum memasuki ruang sidang.
Partai Yingluck khawatir hanya sedikit pendukung mereka, yang sebagian besar warga perdesaan, yang memberikan suara karena belum tahu dampak konstitusi itu terhadap nasib mereka.
Di persidangan, adik mantan PM Thaksin Shinawatra itu mengatakan kepada majelis hakim bahwa pemerintah Thailand, baik militer ataupun sipil, telah lama memberikan atau membayarkan subsidi kepada petani.
“Ini bukan sebuah kebijakan yang baru, (subsidi) itu telah digunakan selama 30 tahun,” kata perempuan politikus Partai Pheu Thai itu.
Yingluck dilengserkan lewat kudeta militer berdarah yang dipimpin perdana menteri saat ini yang juga mantan kepala angkatan bersejata, Prayuth Chan-ocha pada 2014. Ia dinilai lalai dalam skema subsidi beras dan diklaim merugikan negara.
Jika terbukti bersalah, Yingluck berpotensi meringkuk di balik jeruji besi hingga 10 tahun. Namun, dia mengingatkan hukuman hanya akan menjadi preseden untuk administrasi sipil di masa depan yang mungkin menunda keputusan kebijakan karena takut penuntutan.
Ratusan pendukung dan simpatisannya tetap berada di luar gedung pengadilan saat ia membeberkan atau memberikan bukti dalam persidangan. Banyak dari mereka yang mengkritik kebijakan pemerintahan junta.
“Sekarang orang menderita, petani menderita,” ujar Mayuree Tohom, seorang wanita 63 tahun kepada AFP. “Dalam dua tahun terakhir, keadaan tidak berubah lebih baik. Petani pening dan banyak utang,” tegasnya. (AFP/Hym/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved