Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Jelang AIPA ke-44, Putu Sudana: Kawal Kawasan ASEAN Jaga Stabilitas Politik dan Kesejahteraan

Media Indonesia
21/7/2023 21:18
Jelang AIPA ke-44, Putu Sudana: Kawal Kawasan ASEAN Jaga Stabilitas Politik dan Kesejahteraan
Ketua Desk Kerja Sama Antar Parlemen BKSAP DPR RI, Putu Supadma Rudana(Dok DPR)

KETUA Desk Kerja Sama Regional Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana mengatakan bahwa Sidang Umum ke-44 Tahun General Assembly ASEAN Inter-Parliamentary Union (AIPA) yang diselenggarakan di Jakarta pada Agustus 2023 bertujuan untuk menjaga stabilitas perdamaian di kawasan.

Baca juga: Sekjen ASEAN: Ada Kemauan Politik untuk Percepat Perundingan Tata Perilaku Laut Cina Selatan

AIPA General Assembly Ke-44 yang akan diselenggarakan pada 5-10 Agustus 2023 itu mengusung Tema "Responsive Parliaments for A Stable and Prosperous ASEAN" atau "Parlemen yang Responsif untuk ASEAN yang Stabil dan Sejahtera".

"Pada Agustus nanti Indonesia akan menjadi tuan rumah AIPA ke-44. Tujuan utama AIPA ini secara politik mendorong stabilitas kawasan, bagaimana AIPA ini agar menjaga kawasan ASEAN, yang betul-betul stabil dan tentunya agar terus ke depan terjaga perdamaian-kedamaiannya,” kata Putu saat diskusi Parlemen di Gedung DPR RI Senayan, Jumat (21/7).

Baca juga: Kemitraan ASEAN dan UE Penting bagi Dunia

Awalnya, kata Putu, anggota AIPA hanya 5 negara yang diprakarsai Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina dan Malaysia. Namun saat ini, AIPA sudah memiliki 10 anggota.

“Saat AIPA nanti Timor Leste hanya menjadi observer. Dan Myanmar tidak diundang dalam sidang ini,” jelas Legislator asal Bali ini.

Saat pertemuan awal, Putu  menyebut Indonesia mengusulkan resolusi tentang penerapan Five-Point Consensus. Makanya, kata dia, Indonesia menunggu mereka menerapkan konsensus tersebut.

“Kebetulan negara lain tidak ada yang mengobjek atau memprotes, akhirnya draft resolusi emergency item pada saat itu diakui dan menjadi sebuah resolusi atau keputusan dari pada AIPA,” ujar pimpinan BKSAP ini.

Kunci kedua, kata Putu, ASEAN merupakan kawasan yang sangat strategis ke depan dan banyak dilirik oleh kekuatan-kekuatan besar. Jadi, menurut Putu parlemen ASEAN harus responsif untuk bisa mengawal berbagai tantangan kawasan secara mandiri di dalam. Sehingga, ASEAN tidak perlu kekuatan besar lainnya datang untuk mengintervensi permasalahan di kawasan.

Kunci ketiga, kata Putu yaitu kesejahteraan. Otomatis harapannya konsep green ekonomi, bagaimana kawasan ASEAN siap menuju transisi hijau. Mengingat, ASEAN ini masyarakatnya mendapatkan support secara inklusif dalam peningkatan ekonomi. Terpenting, kegiatan ekonominya yang dipikirkan harus sustainable melalui sustainable growth.

“Jangan sampai ada terjadi mungkin satu negara yang punya growth yang tinggi atau ASEAN lainnya, justru jomplang growthnya. Nah, rakyat satu negara di ASEAN itu mungkin tidak mendapatkan benefit dari peningkatan ekonomi, sementara rakyat negara ASEAN lain yang hanya mendapatkan kesejahteraan dari peningkatan ekonomi kawasan," pungkasnya. (Ant/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya