Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
NASIONALIS kulit putih yang menembak dan menewaskan 23 orang di sebuah supermarket di El Paso, Texas, Amerika Serikat (AS) pada 2019 divonis 90 hukuman seumur hidup, Jumat (7/7).
Patrick Crusius, 24, Februari lalu, mengaku bersalah atas dakwaan kejahatan kebencian terkait aksinya melakukan penembakan masal di Walmart di El Paso pada 3 Agustus 2019.
Crusius masih menghadapi sidang lainnya di Texas yang berpeluang menjatuhkan hukuman mati.
Baca juga: Angka Penembakan Massal di AS Naik, WNI Diminta Waspada
"Tidak seorang pun warga di negara ini harus takut menjadi korban kejahatan kebencian hanya karena penampilan mereka atau asal mereka," ujar Jaksa Agung AS Merrick Garland.
"Vonis 90 hukuman seumur hidup pada hari ini memastikan Patrick Crusius akan menghabiskan sisa hidupnya di enjara karena perilaku rasisnya yang mematikan di El Paso," lanjutnya.
Asisten Jaksa Agung AS Kriten Clarke menyebut aksi Crusius itu merupakan salah satu aksi paling mengerikan yang dilakukan nasionalis kulit putih di era modern.
Baca juga: Penembakan Massal di Baltimore, Dua Tewas dan 28 Terluka
Crusius mengemudikan mobilnya sejauh 1.060 kilometer dari Allen, Texas ke Walmart Supercenter di El Paso dengan membawa senapan serbu AK-47 dan 1.000 amunisi.
Dia melepaskan tembakan di lapangan parkir supermarket itu, menewaskan 23 orang dan melukai 22 lainnya.
Menurut dakwaan jaksa di pengadilan, sebelum melancarkan serangannya, Crusius mengunggah dokumen di internet berjudul, "Kebenaran yang Sebenarnya'. Di dalam dokumen itu dia menyebut aksinya itu sebagai tanggapan atas invasi warga hispanik di Texas.
Dia mengklaim melindungi AS dari pergantian budaya dan etnik, mengacu pada konsep yang dianut supremasis kulit putih bahwa kelompok etnik lain berusaha menggantikan posisi mereka di populasi 'Negeri Paman Sam' itu.
Ketika polisi tiba di lokasi, Crusius dengan tenah keluar dari mobilnya dan mengaku sebagai pelaku penembakan.
Aksi Crusius merupakan salah satu penembakan massal paling mematikan dalam sejarah AS.
Aksi itu terjadi dua tahun setelah seorang pria bersenjata menewaskan 58 orang di sebuah konser di Las Vegas dan tiga tahun setelah seorang bersenjata membunuh 49 orang di klub malam LGBTQ di Orlando, Florida. (AFP/Z-1)
Kim Cheatle mendapatkan desakan dari partai Demokrat dan Republik untuk mengundurkan diri selepas rapat dengar pendapat, Selasa (23/7) WIB, terkait penembakan tersebut.
Masyarakat sipil mendesak Kapolri Listyo Sigit Prabowo memberi atensi serius atas kasus penembakan pembela hak asasi manusia (HAM) Yan Christian Warinussy.
Komnas HAM menyampaikan keprihatinan sekaligus meminta agar peristiwa penembakan yang terjadi pada aktivis HAM Yan Christian Warinussy untuk segera diusut.
PELAKU penembakan terhadap Donald Trump diyakini telah teridentifikasi. Pria berusia 20 tahun itu bernama Thomas Matthew Crooks. Dia telah ditembak mati oleh Dinas Rahasia AS.
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengecam keras penembakan terhadap calon Presiden dari Partai Republik, Donald Trump.
Thomas Matthew Crooks, pelaku dalam percobaan pembunuhan mantan Presiden Donald Trump di sebuah pertemuan di Pennsylvania, memiliki latar belakang pendidikan dan aktivitas politik
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved