Negeri Sakura Beri Peringatan

Ihs
03/8/2016 06:10
Negeri Sakura Beri Peringatan
(AFP / TED ALJIBE)

‘NEGERI Sakura’ kemarin kembali memperingatkan Tiongkok terkait dengan sengketa maritim di Laut China Timur (LCT). ‘Negeri Tirai Bambu’ yang bersikap agresif dituduh telah melakukan aksi yang dapat memicu konflik yang tidak diinginkan.

Peringatan tersebut dikeluarkan pemerintah Jepang melalui buku putih pertahanan. Peringatan dilontarkan bersamaan dengan dikeluarkannya laporan tahunan bidang pertahanan ‘Negeri Matahari Terbit’.

Dalam laporan tersebut, Tiongkok disebutkan telah terus bertindak mengan­cam. Tindakan tersebut dinilai bisa menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan di wilayah LCT.

Laporan tersebut menyebutkan Tiong­kok harus siap memenuhi tuntutan tanpa kompromi,termasuk upaya untuk mengubah tindakan yang memaksa terkait dengan keputusuan yang telah menjadi status quo. Tiongkok diminta untuk mematuhi keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional.

Jepang juga menyampaikan kekhawatiran atas peningkatan aktivitas Tiongkok di LCT. Kedua negara tersebut terus memperebutkan pulau kecil yang tidak berpenghuni bernama Senkaku menurut Jepang, dan Diaoyu menurut Tiongkok.

“Belakangan, Tiongkok mengintensifkan aktivitas dekat Pulau Senkaku, seperti pesawat militer yang terbang ke arah selatan mendekati pulau,” tulis pernyataan tersebut.

Selama tahun ini hingga Maret lalu, jet militer Jepang telah menghalau pesawat Tiongkok sebanyak 571 kali. Pasalnya, pesawat militer Tiongkok telah terbang di dekat wilayah udara Jepang. Pe­langaran yang dilakukan pesawat Tiongkok telah bertambah 107 kali jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Pada Juni lalu, Jepang menuduh Tiong­kok mengirimkan kapal pengintai ke perairan teritorial saat Jepang tengah menggelar latihan militer bersama dengan Amerika Serikat (AS) dan India.

Pada bulan lalu, kedua negara tersebut berselisih. Militer Tiongkok menuduh tuduhan pesawat tempur Jepang mengunci pesawat Tiongkok dalam radar kontrol sasaran tembak.

Tiongkok telah memicu konflik setelah secara sepihak membentuk zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) di Laut China Selatan pada 2013. Negara tersebut juga mengerahkan semua pesawat yang melintas harus melaporkan perjalanan udara di atas pulau sengketa, Diaoyu.

Pada Februari lalu, Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengatakan kehadiran militer Tiongkok di Laut China Timur telah meningkatkan risiko konflik antarnegara di kawasan.

Bukan hanya bersengketa dengan Jepang, Tiongkok juga bersengketa dengan Indonesia terkait dengan Kepulauan Natuna. Di wilayah itu, kapal militer Indonesia dan Tiongkok sempat bentrok.

Pada Juni lalu, Presiden RI Joko Widodo mengunjungi Kepulauan Natuna dengan menggunakan kapal perang. (AFP/Ihs/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya