Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
TENTARA bayaran Rusia, Grup Wagner, menolak menandatangani kontrak ikatan dinas dengan Kementerian Pertahanan. Pernyataan itu muncul setelah kelompok paramiliter pimpinan Yevgeny Prigozhin itu memastikan misi mereka di Ukraina berakhir pada 1 Juni lalu.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memerintah detasemen sukarelawan, termasuk Grup Wagner, untuk menandatangani kontrak dengan kementeriannya pada akhir bulan ini. Sebuah langkah yang dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pertempuran tentara Rusia di Ukraina.
Meskipun kementerian itu tidak menyebut Grup Wagner dalam pernyataan tersebut, media Rusia melaporkan itu adalah upaya Shoigu untuk membuat tentara bayaran tunduk setelah serangkaian kontroversi.
Baca juga: Rusia Klaim Berhasil Gagalkan Serangan Balasan Ukraina
"Wagner tidak akan menandatangani kontrak apa pun dengan Shoigu," tegas Prigozhin.
Perintah itu, katanya, tidak berlaku untuk Wagner.
Prigozhin telah berulang kali menyerang petinggi militer Presiden Vladimir Putin atas apa yang dia anggap sebagai pengkhianatan karena gagal berperang di Ukraina dengan benar.
Baca juga: Kerusakan Bendungan Ukraina Berdampak Besar terhadap Lingkungan
Shoigu, maupun Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov, tidak berkomentar di depan umum tentang penghinaan dari Prigozhin itu usai pasukannya pada Mei merebut kota Bakhmut di Ukraina setelah pertempuran yang menewaskan puluhan ribu orang selama 10 bulan.
Prigozhin dan tentara Grup Wagner terkenal karena menuduh Amerika Serikat (AS) telah menjarah sumber daya alam di seluruh Afrika. Dia mengatakan AS telah mengacaukan begitu banyak negara di seluruh dunia.
Washington tidak memiliki otoritas moral karena perbuatan yang menggambarkan neokolonialismenya. Prigozhin juga mengatakan Wagner sepenuhnya berada di bawah kepentingan Rusia, tetapi struktur komandonya yang sangat efisien akan dirusak jika di bawah Shoigu.
“Shoigu tidak dapat mengelola formasi militer dengan baik,” kata Prigozhin.
Ia menambahkan Grup Wagner mengoordinasikan tindakannya di Ukraina dengan Jenderal Sergei Surovikin, yang dijuluki Jenderal Armageddon oleh media Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan grup itu harus berada di bawah komando resmi paling lambat mulai 1 Juli.
“Langkah-langkah ini akan meningkatkan kemampuan tempur dan efektivitas angkatan bersenjata dan detasemen sukarela mereka,” kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Nikolai Pankov.
Prigozhin mengatakan kementerian itu mungkin menggunakan kegagalan untuk mematuhi perintah tersebut sebagai alasannya.
“Apa yang bisa terjadi setelah perintah ini adalah mereka tidak akan memberi kami senjata dan amunisi. Kami akan mencari tahu, seperti yang mereka katakan, ”kata Prigozhin. (Aljazeera/Z-1)
Agen intelijen militer Ukraina mengklaim terlibat dalam penyergapan yang menewaskan petempur dari kelompok Wagner Rusia di Mali, ribuan mil dari garis depan di Ukraina.
Sejumlah atlet yang berlaga di Olimpiade Paris 2024 harus berjuang bukan hanya soal kemenangan, tetapi perjuangan sebuah negara untuk bertahan hidup.
Diplomat RI periode 1988-2021, Ple Priatna, mengatakan bahwa situasi di Ukraina-Rusia dengan Israel-Palestina tidak bisa disamakan.
AS telah memberikan bantuan militer senilai puluhan miliar dolar untuk Kyiv sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Keluarga korban penerbangan Malaysia Airlines MH17 memperingati 10 tahun jatuhnya pesawat tersebut.
Kebijakan politik luar negeri calon Wakil Presiden JD Vance, terkait Palestina, Ukraina, dan Tiongkok menjadi tanda tanya. Bagaimana posisinya?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved