Dua Jenderal Ditangkap

MI
27/7/2016 08:14
Dua Jenderal Ditangkap
(AP/Emrah Gurel)

DUA jenderal Turki yang tengah ditugasi di Afghanistan ditangkap di Bandara Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), karena dicurigai terkait dengan upaya kudeta yang gagal di Turki pada 15 Juli lalu. Demikian dikatakan seorang pejabat Turki.

Kedua jenderal tersebut ia­lah Mayor Jenderal Mehmet Cahit Baki yang menjabat komandan satuan tugas Turki di wilayah Afghanistan dan Brigadir Jenderal Sener Topuc.

Kantor berita pemerintah Turki, Anadolu, mengatakan penahanan terhadap kedua jenderal itu merupakan hasil ker­ja sama antara Organisasi Intelijen Turki (MIT) dan otoritas UEA.

Tindakan tersebut merupa­kan penahanan yang perta­ma terhadap tokoh senior mi­liter yang bertugas di luar Turki. Penahanan itu juga bagian dari penyelidikan terhadap aksi kudeta yang di­tuduh didalangi politikus seteru Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Fethullah Gulen.

Sementara itu, masih dari kantor berita Anadolu, mantan Gubernur Istanbul Huseyin Avni Mutlu turut ditahan karena diduga terkait dalam aksi kudeta yang sama.

Sejauh ini, setidaknya 13 ribu orang, termasuk lebih dari 100 jenderal, telah ditahan terkait dengan dugaan mendukung kudeta.

Selain itu, pemerintahan Er­dogan mengambil tindak­an yang menyasar para wartawan. Setidaknya 42 wartawan telah ditahan, termasuk seorang wartawan ternama perempuan, Nazli Ilicak, dan mantan penulis surat kabar Zaman yang pro-Gulen, Hanim Busra Erdal.

Ilicak dijemput dan ditang­kap di Manisa, sebuah kota yang berada di wilayah barat. Sementara itu, Ilicak, wartawan surat kabar yang kerap mengkritisi pemerintah, ditangkap di wilayah barat Kota Bodrum.

Tindakan keras dan pengumuman masa tiga bulan da­­rurat di Turki juga telah meruncingkan perseteruan An­kara dengan Uni Eropa (UE). Bagi Turki, UE belum sepenuhnya jujur, terutama kebijakan terkait dengan pengungsi dan pemberian dana sebesar US$3 miliar.

Sebagai langkah pergeseran dalam diplomasinya, Turki langsung menggandeng Rusia. Menurut rencana, Presiden Erdogan akan mengunjungi Rusia pada 9 Agustus mendatang.

Kunjungan tersebut bertu­juan memperbaiki hubungan di antara kedua negara yang sebelumnya sempat terganggu pascapenembakan pesawat perang Rusia oleh militer Turki beberapa waktu lalu. Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Perdana Menteri Mehmet Simsek.

Di sisi lain, tidak hanya para jenderal dan wartawan, dua diplomat senior Kementerian Luar Negeri Turki--Gur­can Balik dan Tuncay Ba­bali--juga telah dicopot da­ri jabatan mereka.

Menurut pemerintah, langkah-langkah tegas itu diperlukan untuk membersihkan pengaruh Gulen di Turki yang dianggap telah menciptakan sebuah ‘negara paralel’ di Turki. (AFP/Ths/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya